08 Jun Kakanda dan Adinda #Part15
Sosok yang nampak indah, dalam lingkaran penghias kehidupan, sang pelita pelipur marabahaya.
Kakanda : Inderaku terpikat olehmu, duhai penggoda.
Tangannya mengelus halus, matanya memandang tenang, hidungnya bernafas lepas. Kakanda, terbuai keindahan sosok tersebut. Sosok manis penuh pesona, siapakah gerangan? Sudut pandangku pun tak tahu pasti.
Kakanda : Engkau tampak rupawan, bertahtakan anugerah tuhan.
Kakanda tersenyum-senyum sendiri, riang gembira namun tidak tahu apa penyebabnya.
Kakanda : Izinkan aku mengecupmu, walau setitik.
Tanpa menunggu jawabannya, Kakanda memberikan sebuah kecupan manis, pada sosok tersebut tentunya. Tampak di kejauhan, Adinda tersenyum sebal.
Adinda : Kakanda, tak berlebihan kah engkau memanusiawikan dia?
Kakanda tersenyum.
Kakanda : Tidak, Adinda. Aku tidak memanusiawikan dia, hanya ingin merasakan bahwa kehidupannya begitu berharga. Agar manusia dapat menghargai kehidupannya dan sejenisnya.
Adinda : Penghargaan akan kehidupan, kehidupan yang terkadang terasingkan.
Kakanda mengangguk, lalu tanpa perintah Adinda membelainya juga. Sang Rosemary, mendapatkan dua pujian dan kecupan hari ini. Sungguh bahagianya dia.
Nouerdyn
No Comments