
26 Oct Pemuda Berani Bersumpah untuk Tidak Nyampah
Jika ditanya seberapa efektif peran pemuda untuk berpartisipasi dalam mengurangi produksi sampah di Indonesia, tentu jawabannya sangat besar. Salah satu contoh yang dapat dilihat ialah dari apa yang dilakukan oleh Pandawara Grup. Jika dianalisa secara mendalam, mereka bukan hanya berperan dalam menjaga kebersihan selokan saja, akan tetapi lebih besar dari itu yakni sebagai “alarm tanda bahaya” bagi dinas serta pemerintahan di tempat-tempat yang notabene sudah awam diketahui orang dengan permasalahan sampah.
Kehadiran konten-konten brilian mereka menjadi sebuah pelumas hebat, untuk menggerakan roda birokrasi yang sering berjalan tersendat. Hal ini tentu sangat baik sebagai langkah luar biasa untuk membebaskan Indonesia dari permasalahan sampah. Carut marutnya birokrasi dalam sistem pemerintahan, memang membuat siklus permasalahan sampah menjadi terus berulang dan sulit dihentikan.
Hal ini pun yang akhirnya memunculkan skeptisme dalam pikiran masyarakat luas, yang mana ini pula yang akhirnya membuat pusaran utama permasalahan Indonesia dengan sampah ini semakin hari semakin dianggap persoalan biasa. Padahal pada kenyataannya melihat tumpukan sampah di halaman rumah saat petugas kebersihan belum mengambilnya, pasti akan membuat kita uring-uringan ya (kecuali bagi yang memiliki gangguan mental). Apalagi jika kita harus berdamai dengan sampah dan hidup bersebelahan dengan mereka sehari-harinya, tentu hal ini bukan menjadi masa depan yang kita inginkan.
Pada akhirnya, bukan hanya Pandawara Grup tetapi semua elemen pemuda yang ada di masyarakat harus ikut serta dalam upaya membebaskan Indonesia dari permasalahan sampah. Ada banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh para pemuda dan memberikan dampak luar biasa. Ya, tentu bukan cuma sekadar pilah-pilih sampah saja., tetapi lebih dari itu yakni menggunakan kekuatan para pemuda juga dalam membuat konten dan menggunakan media sosial.

Beberapa waktu lalu dalam kegiatan #EcoBloggerSquad yang saya ikuti, ada banyak sekali materi yang saya dapatkan dan tentu dapat menjadi ide menarik yang dapat dilakukan oleh para pemuda dalam menyelamatkan Indonesia dari permasalahan sampah. Sebuah diskusi hangat dengan penuh manfaat bersama para pembicara dari Eathink Movement, Skelas Siak & Trend Asia.
Para pemuda bisa memulai dari mengelola konsumsi makanan dan minuman hariannya. Berdasarkan hasil riset Bappenas, Indonesia kehilangan 23–48 juta ton makanan yang terbuang (food loss and waste/FLW) per tahun sejak 2000-2019. Mayoritas makanan yang terbuang itu bersumber dari padi-padian dengan proporsi sebesar 44%. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus serta cikal bakal munculnya Eathink Movement.
Eathink merupakan sebuah gerakan dari Food Sustainesia untuk membantu kaum milenial dalam membuat pilihan konsumsi makanan yang lebih baik dan membangun ekosistem yang berkelanjutan. Pemuda dapat mendapatkan wawasan yang sangat komprehensif mengenai cara mengatur makanan, agar tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi harian kita tentunya serta untuk mendukung keberlanjutan pangan.
Beralih ke inspirator kedua yakni Skelas (Sentra Kreatif Lestari Siak), merupakan pusat inovasi yang diinisiasi oleh kaum muda Kabupaten Siak untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lewat solusi kreatif yang berbasis Ekonomi Lestari serta Pelestarian Budaya Lokal #SiakAsik. Sebuah gerakan masyarakat yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam yang sungguh luar biasa dampaknya terhadap kemaslahatan masyarakat dan juga alam dan lingkungan sekitar.
Selain mendukung produk-produk dari UMKM di sekitar, mereka juga menyediakan wadah untuk mengumpulkan sumber daya manusia yang muda dan penuh gairah untuk mewujudkan masa depan yang indah. Ikut serta dalam komunitas atau perkumpulan seperti ini, juga dapat menjadi langkah baik bagi pemuda untuk menanggulangi permasalahan dengan sampah. Pandangan kita terhadap sampah mungkin akan memiliki sudut yang lebih luas dan menghasilkan dampak yang lebih luar biasa.
Dan yang terakhir, kita bisa menilik apa yang sedang ramai diperbincangkan di dunia maya, salah satunya mengenai isu-isu energi yang tanpa disadari menimbulkan “sampah” yang sangat mengganggu dan membuat gaduh. Contohnya saat langit Jakarta menggelap karena efek polusi yang dihasilkan pembangkit listrik sekitaran Jakarta yang menggunakan bahan bakar batu bara. Pemuda juga dapat andil untuk mengingatkan pihak terkait terhadap potensi-potensi luar biasa energi terbarukan dan efek yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Trend Asia adalah organisasi masyarakat sipil independen yang bergerak sebagai akselerator transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia. Mengikuti informasi yang ada di Trend Asia, dapat membantu kita menemukan mutiara-mutiara energi baru yang dapat menjadi solusi untuk menyejahterakan Indonesia, tanpa harus terus-meneru berkutat dengan permasalahan sampah yang tak kunjung berhenti.
Membangun generasi pemuda yang lebih peduli terhadap permasalahan sampah, tentu akan membuat alam semakin bisa bernafas dengan lega. Cukup hanya ikan-ikan yang berenang di sungai dan lautan, cukup hanya tanaman yang merimbun di hutan.
Penjaja Kata
No Comments