Ada Yang Hilang di Film Mencari Hilal - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
2235
post-template-default,single,single-post,postid-2235,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,no_animation_on_touch,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Ada Yang Hilang di Film Mencari Hilal

Ada Yang Hilang di Film Mencari Hilal

Film Mencari Hilal menambah daftar film yang sarat akan edukasi dan pesan moral yang baik bagi kehidupan masyarakat beragama di Indonesia. Film baru yang masuk ke dalam jajaran film yang tayang perdana di bulan Ramadhan 2015 ini hadir dengan tema dan momen yang sangat pas. Berlatar belakang kontroversi sidang isbat untuk menentukan hari raya Idul Fitri, film Mencari Hilal tayang perdana dua hari sebelum perayaan Idul Fitri 2015: 15 Juli 2015.

Film yang disutradarai oleh Ismail Basbeth, sutradara yang sebelumnya menyutradarai film Another Trip to The Moon dan masuk dalam kompetisi Tiger Awards International Film Festival Rotterdam 2015. Menurut sang sutradara, film Mencari Hilal menunjukkan kepada para penonton bahwa wajah Islam yang sesungguhnya bukanlah teror, tetapi indahnya pemahaman, cinta, dan perdamaian.

Film Mencari Hilal merupakan film kedua setelah film Ayat-Ayat Adinda yang diproduseri oleh lima rumah produksi (MVP Pictures, Studio Denny J.A, Dapur Film, Argi Film, dan Mizan Production), rumah produksi yang meluncurkan film-film untuk mencoba mendorong dialog dan pemahaman keagamaan yang toleran, hal ini pun selaras dengan ide yang digagas oleh Gerakan Islam Cinta dan Indonesia Tanpa Diskriminasi.

Film Mencari Hilal juga menyinggung banyak hal lain terkait dengan perbedaan pemahaman agama. Bagi yang memiliki kepekaan diri terhadap hal-hal yang menyangkut kehidupan beragama, tentu akan semakin terketuk pintu hatinya setelah menonton film Mencari Hilal.


 

Sinopsis

Mencari-Hilal-1-620x330

Mencari Hilal (Sumber: Madina On line)

“Kalau nanti Bapak sampai meninggal belum sempat melihat hilal, Bapak nggak ridho.” (Mahmud)

Di benak Mahmud (Deddy Sutomo), tak ada yg lebih mulia selain tulus berjuang menerapkan perintah Islam secara kaffah. Bertahun lamanya Mahmud berdakwah agar setiap orang percaya bahwa Islam adalah satu-satunya solusi semua persoalan hidup. Sayangnya, semangat Mahmud tercederai saat ia mendapati adanya isu sidang Isbat Kementrian Agama yg menelan dana 9 milyar.

Mahmud pun teringat lagi tradisi #MencariHilal yang dulu sering dilakukan pesantrennya dalam perjalanan yang sarat makna spiritual. Kemudian Mahmud bertekad ingin mengulang kembali tradisi tersebut untuk membuktikan bahwa mencari hilal bisa dilakukan tanpa menelan biaya milyaran. Awalnya, upayanya itu dilarang oleh anaknya Halida (Erythrina Baskoro) dengan alasan kesehatan Mahmud yg terus menurun.

Mahmud tetap bersikeras untuk pergi. Akhirnya Halida membolehkan Mahmud untuk pergi, namun dengan syarat asalkan ditemani oleh Heli (Oka Antara), anak bungsunya yang sudah sejak lama pergi dari rumah karena selalu bertentangan dengannya. Heli yang merupakan seorang aktivis lingkungan hidup, kerap kali membuat Mahmud gerah karena sangat kritis terhadap agama.

Heli sendiri sebenarnya menolak menemani Mahmud. Namun dia terpaksa menuruti permintaan Halida agar kakaknya yang bekerja di kantor imigrasi itu membantunya mengurus paspornya yang kadaluwarsa, bertepatan dengan libur lebaran. Dia butuh secepatnya keluar negeri membantu para aktivis dunia berjuang melawan perusakan lingkungan di Nikaragua.

Dengan terpaksa, bapak dan anak ini melakukan perjalanan bersama dan bertemu banyak peristiwa dan orang, di antaranya Arifin (Toro Margens), teman lama Mahmud yang juga ternyata seorang caleg ambisius. Berhasilkah bapak dan anak ini menyelesaikan misinya masing-masing? Mungkinkah Ramadhan kali ini menautkan kembali dua hati yang terpisah ini?

Ada Yang Hilang

Di akhir cerita Mahmud pun meninggal dengan bangga. Kalimat yang menyatakan bahwa Mahmud tidak ridho jika belum melihat “hilal”, memang akan terasa kurang jelas untuk dipahami oleh sebagian besar penonton. Hal ini pun terbukti saat saya melakukan dialog dengan beberapa orang yang sempat menonton premiere film Mencari Hilal. Padahal, kalimat yang hanya sekutip ini menjadi klimaks yang dihadirkan di dalam film Mencari Hilal.

Lantas, seperti apakah klimaks dari film tersebut? Apabila saya ceritakan, tentu orang-orang tidak akan memiliki rasa penasaran yang tinggi untuk menonton film Mencari Hilal dan mendapatkan pembelajaran hidup yang baru melalui media film. Jadi, saya pikir cukup sampai di sini saja, ya. 🙂

Penjaja Kata

2 Comments
  • widyaherma23
    Posted at 05:21h, 23 July

    Recommended film yang ga boleh dilewatkan. soalnya film ini sarat akan makna toleransi tatkala beragama. Keren 😀

    • Penjaja Kata
      Posted at 00:00h, 10 August

      Kamu udah nonton? Yup, betul banget. 😀

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.