Kakanda dan Adinda #Part2 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
1112
post-template-default,single,single-post,postid-1112,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Kakanda dan Adinda #Part2

Kakanda dan Adinda #Part2

Malam yang mencekam telah tiba, langit yang hitam legam adalah pertanda kehadirannya. Dimanakah gerangan, bulan dan bintang bersembunyi? Apakah mereka lupa tugas mereka ‘tuk mengantikan tugas surya kala gelap melanda?

“Apakah ada yang tengah membebani pikiranmu, duhai Adinda? Sehingga membuatmu masih terjaga selarut ini?”

Tanpa disadari, Kakanda sudah berada di dalam kamar, mematung tepat di hadapan ranjang Adinda. Dalam keadaan setengah terkejut Adinda terperejat, lantas terbangun dan duduk di

“Entahlah, Kakanda. Aku merasa ada sesuatu yang menghantui pikiranku, membuat perjuanganku ‘tuk mendapatkan ketenangan melawan gelap dan meraup lelap terus menerus rubuh.”

“Adinda sayang, ingatlah ini. Selalu ingatlah akan ada tuhan dalam setiap kegiatan yang engkau lakukan, bahkan dalam tidur sekalipun tuhan akan selalu ada. Namun, tahukah bagaimana caranya agar tuhan menemanimu dikala engkau terlelap?

Sejenak Adinda berfikir mendalam, lalu menggelengkan kepala karena tidak dimengerti olehnya.

“Dengan do’a, engkau harus mengucap dan mengecup do’a sebelum terlelap melanda. Supaya tuhan senantiasa menjaga, menemani, dan memberikan kedamaian didalam tidurmu.”

Adinda tersenyum malu, dia mengangguk lugu dan kemudian menengadahkan kedua belah tangannya untuk berdoa.

“Sudahkah engkau berdoa?”

“Sudah, Kakanda.”

“Bagus, apa yang engkau utarakan dalam do’amu?”

“Aku meminta kepada tuhan agar menjaga, menemani, dan memberikan kedamaian dalam tidurku. Begitu sekiranya yang aku minta, Kakanda.”

Kakanda melemparkan senyum manisnya kepada Adinda.

“Jangan lupa, Adinda. Berterima kasih juga atas kenikmatan yang telah tuhan berikan di hari ini, juga minta juga lah agar esok hari lebih baik dari hari ini. Niscaya kehidupanmu akan semakin indah dan sejahtera.”

Adinda mengangguk bahagia, dibalas senyum bangga Kakanda.

“Sekarang tidurlah malaikat kecilku.”

“Iya, Kakanda. Selamat malam.”

“Selamat malam.”

Raga Adinda merebah kembali diatas kasur, selembar selimut hangat dibalutkan oleh Kakanda. Kecup sayang Kakanda menghiasi kening Adinda, senyum terukir dari wajahnya yang mulai lelah. Perlahan matanya mulai meredup, lalu mulai menutup.

Selamat malam Adinda.

Penjaja Kata

 

No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.