Puisi Cinta Romantis Tag
Home > Posts tagged "Puisi Cinta Romantis" (Page 2)
Posted at 13:48h
in
Puisi
by admin
Tunggu aku disana,
antara tapal kota dan muka desa
Tunggu aku kesana,
antara waktu terbenamnya senja
Jangan sampai lupa,
apalagi kau coba melupakan
Jangan sampai khilaf,
apalagi sampai mengkhilafkan
Di batas kota,
aku 'kan datang bersama riuh urbanisasi
yang tergoda janji manis pusarannya
yang digoda senyum manis bandar bahaya
Di batas desa,
aku lepaskan harap cemas ayah dan...
Posted at 13:03h
in
Puisi
by admin
Garis-garismu kini nampak pudar,
ditetesi hujan, diolesi badai.
Bahkan, mentari seakan menjauhi
bagai tak sudi membiaskan cahayanya
Dirimu manunggal,
dalam warna suci sang cahaya
Hilanglah sapta warna,
sosokmu bagai tinggal mitos
Kembalilah, kembalilah
tanpamu tiada yang indah
Kembalikan, kembalikan
senyuman mega yang cerah
Guratkan senyum untuk dunia, duhai pelangi tua
Bandung tjoret, 13-07-14.
Nouerdyn
...
Posted at 14:46h
in
Puisi
by admin
Rebahkanlah, Penjaja Kata.
Rebahkan saja diatas bantalan pundakku
Biarkan tulang pipimu menyangkut di bahu
Nyamankanlah, bersandarlah dengan nyenyak
Terlelaplah, jikalau kantuk sudah meluap dalam benak
Izinkan aku mengelus lurus halus rambutmu
Yang hitam indah nan bergelombang laut batu hiu
Izinkan aku mengecup redup sayup matamu
Yang bersinar memancarkan senja gunung Semeru
Biarkan saja mereka...
Posted at 14:40h
in
Puisi
by admin
Dibalik terminal yang ramai
Deru angkot bisingkan nada
Asap knalpot pekatkan udara
Tua muda ramaikan suasana
Dibalik terminal yang ramai
Waktu terasa lama berlalu
Janji terasa lama kutunggu
Hati terasa lama berderu
Dibalik terminal yang ramai
Parasnya, meneduhkan mata
Wajahnya, menyejukkan jiwa
Senyumnya, membangkitkan cinta
Pulang pergi disini, namun tidak dalam hati.
Dibalik Terminal, Nouerdyn....
Posted at 15:12h
in
Puisi
by admin
Aku, dikutuk oleh sang waktu
Terkutuk menjadi jiwa baru
Bersama bidadari penyejuk hati
Elok nan anggun bak permaisuri
Dia, tersenyum tiada henti
Dia, berkata terhenti henti
Dia, silaukan rona dalam hati
Dia, pancarkan ironi dalam diri
Aku terkutuk jadi bisu
Kata hilang dalam kamus perkataan
Aku terkutuk jadi baru
Rasa datang dalam kamus perasaan
Dia, pintar nan...
Posted at 12:59h
in
Puisi
by admin
Biarkan waktu berlalu sendiri
dan sendi mentari jalani rotasi
Aku menunggu hadirnya disini
diatas sajadah selimut diri
Mataku memang diam terpejam
dalam nikmat ibadah syiam
Menjaga panca indera serta hati
menahan gairah nafsu duniawi
Malas? Memang malas, tapi berkelas
Loyo? Memang loyo, tapi rapopo
Lebih baik tidur jaga diri
Daripada ngelantur jual diri
Ngabuburitlah sesuai kaidah yang...
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.