11 May Situ Sipatahunan; Setu Mati di Kota Tua Bandung.
Pernah mendengar nama daerah Baleendah atau Dayeuh kolot? Tentu jika Anda mawas diri terhadap pemberitaan seputar banjir di daerah Jawa barat, terutama kabupaten Bandung, Anda akan sering mendengar nama kedua daerah tersebut. Daerah yang sudah sangat akrab dengan potensi wisata air dadakan alias banjir ini cukup banyak dikenal melalui berbagai media pemberitaan, namun tahukah Anda sebuah potensi wisata air yang terdapat di daerah Baleendah?
Di Baleendah terdapat sebuah situ (setu atau danau) yang memiliki keunikan tersendiri, situ tersebut bernama situ Sipatahunan. Tidak terlalu jauh jaraknya dari area spesialis banjir di Baleendah, kampung Cieunteung. Lokasi Situ Sipatahunan ada di 07O 00’30” LS – 07 O 01’00” LS dan 107O 37’30” BT – 107O 38’00” BT pada ketinggian ± 700 mdpl, sumber dari blog belajar geografi.
Berbeda dengan area wisata situ lainnya di daerah kabupaten Bandung lainnya, seperti contoh situ Cileunca ataupun situ Patengan, tidak tersedia penunjuk arah jalan yang menunjukan ke tempat wisata berpotensi tersebut. Walaupun perkembangan zaman sudah memudahkan dalam berbagai hal, termasuk akses ke suatu tempat, tetap saja penunjuk jalan bagi suatu tempat masih sangat diperlukan. Selain dapat menjadi alat bantu bagi orang yang gaptek, juga dapat membantu teknologi yang masih banyak gangguannya.
Sungguh amat disayangkan memang, hal ini berdampak pada rendahnya pamor situ Sipatahunan, di kalangan masyarakat Bandung raya pada khusunya. Bahkan beberapa waktu yang lalu area situ Sipatahunan menjadi lahan yang disengketakan oleh pihak pemerintahan dan swasta, seperti yang diwartakan oleh salah satu media online, Buser. Entah berita mana yang benar, namun berdasarkan berita tersebutlah timbul kepedulian dalam diri saya, terutama karena saya juga adalah manusia made in Baleendah. 😀
Rasa penasaran yang menggelayuti saya pun menuntun saya menyatroni situ Sipatahunan kemarin (Sabtu 10 Mei 2014, jam 09.15 WIB), ibarat melihat data cak Lontong di ILK saya tercengang terkencing-kencing. Gapura didepan jalan cukup terawat dan membuat kemampuan intuitif saya menduga bahwa pengelolaan situ Sipatahunan sebagai salah satu potensi wisata kabupaten Bandung sudah dilakukan. Memang terakhir kali saya melihat situ Sipatahunan 9 tahun yang lampau, sewaktu duduk di bangku SMP dan belum mengetahui update terbaru karena terlalu sibuk beraktivitas di kota Bandung.
Ternyata, intuisi saya kurang tepat, masih banyak faktor yang kurang dibenahi demi menjadikan situ Sipatahunan sebagai salah satu potensi objek wisata. Pertama mengenai jalan, akses jalan menuju situ dari depan gapura masih belum ada, sehingga akan sedikit membuat pengunjung bingung karena banyak persimpangan. Selain itu jalan penghubung yang tidak begitu luas menjadi tempat berlalu-lalangnya truk-truk pengangkut material batu hasil galian yang memang terdapat pula di seputar lokasi tersebut.
Secara logika, tentu jalan yang dilalui oleh truk bahkan ditambah beban muatan yang biasanya tidak sedikit akan berdampak pada kerusakan jalan. Ternyata benar, akses menuju situ terlihat fluktuatif, beberapa meter berlapiskan aspal sederhana dan beberapa meter kemudian berlapiskan bebatuan semenjana. Bagi pengguna motor tentu sedikit menyulitkan dan bagi pejalan kaki sedikit menyakitkan.
Setelah sampai di lokasi, ternyata belum ada progres nyata terhadap pembenahan situ Sipatahunan menjadi objek wisata. Hanya terlihat sebuah bale alias naungan kecil tempat berteduh, itu pun hanya dinikmati oleh penduduk yang sudah mulai melakukan pembangunan diseputar area situ. Ada beberapa bangunan yang tampak mentereng dan terlihat baru di area situ Sipatahunan, namun tidak sedikit juga rumah-rumah yang terlihat sederhana bahkan beberapa diataranya sudah tidak berpenghuni.
Hal lain yang paling miris, dibeberapa area di situ Sipatahunan juga digunakan sebagai tempat pembakaran sampah. Selain mencemari udara, juga sangat mencemari keindahan situ Sipatahunan yang indah berlatarkan gunung yang masih sedikit terlihat hijau. Anjungan tempat kontrol air yang terdapat disana juga hanya dinikmati oleh para pemuda yang terlihat pribumi sekitar, karena jika bukan seperti saya dia akan sungkan untuk kesana mengingat akses jalan ditutup oleh pagar bambu sederhana, entah apa maksudnya.
Untuk kualitas air dari situ Sipatahunan saya terka masih dalam kondisi yang baik, karena masih digunakan oleh masyarakat sebagai sumber irigasi pesawahan dan terdapat pula pompa air beserta toren massal yang terpasang dipinggir situ Spiatahunan, mungkin untuk keperluan air baku masyarakat. Namun jika dilihat dari instalasinya, pompa air tersebut sudah jarang digunakan.
Masih banyak pula warga sekitar yang melakukan aktifitas memancing si pinggiran situ Sipatahunan, ini juga dapat menjadi salah satu sumber acuan bahwa ekosistem masih dapat terjaga dengan baik disana, asalkan para pemancing tidak membumi hanguskan ikan-ikannya saja. Namun sayang masih ada beberapa sampah yang bergentayangan, di area setu juga pada saluran irigasi ke pesawahan warga.
Sungguh sangat disayangkan, sebuah potensi wisata dibiarkan terbengkalai begitu saja. Padahal jika dipermak dengan baik dan benar, bukan hanya dapat meningkatkan potensi-potensi objek wisata di kabupaten Bandung, situ Sipatahunan juga dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan bagi warga sekitar.
Ketidak tahuan dan ketidak mau tahuan semua pihak baik itu masyarakat maupun pemerintahan, menjadi sebab akibat situ Sipatahunan tidak dapat terpublikasikan secara maksimal sebagai objek wisata di kabupaten Bandung, khusunya di Baleendah. Perlu adanya peran serta dan kerja sama dari kedua belah pihak tersebut, agar simbiosis mutualisme dapat dirasakan pula oleh masyarakat dan pemerintah atas kerja samanya membangun situ Sipatahunan.
Untuk saat ini mungkin saya sebagai putra daerah baru bisa membantu mempublikasikan situ Sipatahunan melalui blog saya yang sederhana ini, namun tidak menutup kemungkinan pada saat yang tepat saya akan turun tangan langsung dalam proses pembenahan situ Sipatahunan menjadi salah satu objek wisata yang membanggakan. Selain itu dapat membuat citra Baleendah yang sempat dinobatkan menjadi ibukota kabupaten Bandung menjadi lebih baik, tentunya esensi nama Baleendah pun dapat menjadi bukti yang nyata bukan hanya sekedar nama. Aamin
mahadewishaleh
Posted at 03:04h, 13 MayAgar bisa menyampaikan lebih luas, pos ini sebaiknya ditulis dalam dua bahasa. Ganbatte! 🙂
Nouer Dyn
Posted at 10:25h, 13 MayTerima kasih atas masukannya, insya Allah akan saya usahakan translate kedalam bahasa lain. 😀
mawi wijna
Posted at 20:48h, 18 MayHmmm, menurut saya memang ada baiknya Situ ini “diasingkan” dulu dari khalayak umum sebelum membenahi kebiasaan buruk warga sekitar agar kelestarian situ ini terjaga. Seperti misalnya mengajari warga untuk menjaga kebersihan situ dan lingkungan di sekitarnya. Khawatirnya nanti pengunjung malah meniru kebiasaan buruk warga sekitar.
Nouer Dyn
Posted at 12:01h, 19 MayPendapat yang menarik bung Mawi, pada dasarnya rasa cinta harus tumbuh antara manusia dan lingkungan. Niscaya rasa simpati dan empati untuk menjaga lingkungan akan selalu tumbuh berkembang, bagi siapapun dan dimanapun dia berada. Untuk situ ini sendiri saya kira sudah dalam konteks “asing”, tinggal bagaimana sikap dari sang “pemilik” kawasan tersebut agar dapat merangkul masyarakat untuk bersama-sama membenahi dan membenihi situ tersebut, baik itu dalam aspek materil maupun non materil.
So Chen
Posted at 23:05h, 14 MaySelamat Pagi,
kemarin baru saja kita mengadakan even Komunitas Photographer Bandung Selatan di Situ Sipatahunan Kang. Memang betul seperti yang Akang tulis di artikel ini namun ternyata Karang Taruna disana cukup antusias mendukung acara kita sampai mendadak di bersihkan dulu sampah-sampah yang berserakan, rumput-rumput yang sudah mulai meninggi di babat hingga terlihat bersih.
warga Situ Sipatahunan juga, sebetulnya mereka berharap ada perhatian dari pemerintah daerah karena katanya wilayah itu masih dikuasi PEMKAB dan katanya sudah berjanji akan mengucurkan dana untuk memperbaiki tempat wisata ini.
Ya. mudah-mudahan saja ya Kang, Situ Sipatahunan ini secepatnya di perbaiki, sesuai dengan harapan warga sekitar. dan kalau sudah diperbaiki kita juga berharap mereka bisa menjaga tempat ini terutama dari sampah.
Penjaja Kata
Posted at 10:15h, 27 MayMenurut kabar terbaru memang akan diadakan pemugaran di kawasan Situ Sipatahunan & daerah Baleendah pada umumnya. Semoga saja ke depannya daerah ini dapat menjadi salah satu area unggulan juga di kabupaten Bandung selatan. Aamiin. ^_^