
19 Oct Setya Gustina Riwayat: Petani Milenial dari Cianjur yang Membawa Harapan Swasembada Jagung 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pertanian di Indonesia mengalami perubahan besar. Petani milenial mulai bermunculan dengan visi dan pendekatan yang segar, salah satunya adalah Setya Gustina Riwayat. Sebagai seorang petani milenial dan pendiri Rumah Petani dari Cianjur, Jawa Barat, Setya membawa semangat baru untuk menjadikan Cianjur yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi nasional, mampu mencapai swasembada jagung pada tahun 2025.
Berbekal semangat, inovasi, dan kemitraan, Setya berhasil mengembangkan lahan jagung dari awalnya hanya sekitar 1,5 hingga 3 hektar menjadi 72 hektar lahan binaan yang produktif. Tak hanya itu, melalui pola kemitraan dengan perusahaan dan berbagai pihak lain, total lahan jagung yang dikelola Setya mencapai 135 hektar, menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam transformasi sektor pertanian di Cianjur.
Awal Mula Perjalanan Setya Gustina Riwayat
Setya Gustina Riwayat bukan petani biasa. Sebagai seorang milenial yang tumbuh di tengah perubahan teknologi dan tantangan global, Setya memahami pentingnya inovasi dalam mengembangkan pertanian. Pada awalnya, ia mengembangkan lahan jagung seluas 1,5 hingga 3 hektar dengan tantangan yang tidak kecil, baik dari sisi permodalan maupun pengelolaan lahan.
Namun, kegigihan dan kejelian dalam melihat peluang membuat Setya terus berkembang. Dengan visi untuk menjadikan Cianjur tidak hanya sebagai produsen padi, tetapi juga jagung, Setya memfokuskan usahanya pada diversifikasi pertanian. Ia percaya bahwa jagung memiliki potensi besar untuk dikembangkan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga sebagai bahan pakan ternak, yang permintaannya terus meningkat.
Dengan dukungan teknologi pertanian modern dan kemitraan yang dibangun dengan berbagai pihak, Setya berhasil mengatasi berbagai tantangan dalam budidaya jagung. Keberhasilan ini menjadi tonggak awal dalam perjalanannya untuk mencapai swasembada jagung di Cianjur pada tahun 2025.
Sumber foto: Radio Idola Semarang
Perkembangan Lahan dan Pola Kemitraan
Salah satu hal yang membuat Setya Gustina Riwayat menonjol adalah kemampuannya dalam membangun jaringan kemitraan yang kuat. Kemampuan ini ia dapatkan karena berpengalaman dalam hal korporasi yang memang linier dengan pendidikannya di Akademi Pimpinan Perusahaan.
Setya memiliki pengalaman kerja menjadi asisten dosen selama 3 tahun di Jakarta. Masa muda Setya juga diisi dengan bekerja pada event organizer di Jakarta dan Bogor, yang membuatnya piawai dalam menghadapi berbagai karakter masyarakat.
Setya menyadari bahwa untuk mengembangkan pertanian dalam skala besar, diperlukan kerja sama yang solid antara petani, pemerintah, dan sektor swasta. Melalui Rumah Petani, sebuah organisasi yang didirikannya untuk memberdayakan petani lokal, Setya mulai menggandeng perusahaan-perusahaan besar dalam pengembangan jagung.
Rumah Petani tidak hanya berperan sebagai pusat pelatihan dan edukasi bagi petani, tetapi juga sebagai mediator antara petani dan perusahaan. Kemitraan ini melibatkan perusahaan-perusahaan yang memiliki kepentingan dalam sektor pertanian, terutama dalam penyediaan pakan ternak. Rumah Tani menanam jagung hibrida dengan efisien. Keseluruhan bagian dari tanaman dimanfaatkan sehingga tidak ada yang terbuang, dari batang hingga bonggol, semua dapat dikonversi menjadi pendapatan.
Dampak Positif Terhadap Petani Lokal
Inisiatif Setya Gustina Riwayat melalui Rumah Petani tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi para petani lokal di Cianjur. Dengan adanya lahan binaan seluas 72 hektar, Setya telah berhasil memberdayakan banyak petani untuk beralih dari metode pertanian tradisional menuju pertanian modern yang lebih efisien dan produktif.
Salah satu dampak positif yang paling nyata adalah peningkatan pendapatan para petani. Melalui pola kemitraan dan pembinaan yang dilakukan Rumah Petani, petani-petani lokal kini dapat memproduksi jagung dengan kualitas yang lebih baik dan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan di Cianjur dan sekitarnya.
Selain itu, Setya juga memperkenalkan penggunaan teknologi dalam pertanian, seperti penggunaan drone untuk pemantauan lahan, sistem irigasi tetes yang lebih efisien, dan pemanfaatan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan. Inovasi-inovasi ini menjadikan proses produksi lebih efektif dan ramah lingkungan, sekaligus mengurangi biaya produksi bagi petani.
Swasembada Jagung 2025: Visi dan Tantangan
Salah satu visi besar Setya Gustina Riwayat adalah mencapai swasembada jagung di Cianjur pada tahun 2025. Swasembada jagung merupakan kondisi di mana Cianjur mampu memproduksi jagung dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, tanpa harus mengimpor dari luar daerah. Visi ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat yang juga berfokus pada pencapaian swasembada pangan nasional.
Namun, untuk mencapai visi ini, Setya harus menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah fluktuasi harga jagung di pasar. Harga jagung yang cenderung tidak stabil bisa menjadi ancaman bagi petani, terutama jika harga jual lebih rendah daripada biaya produksi. Oleh karena itu, melalui Rumah Petani, Setya juga berfokus pada strategi manajemen risiko, seperti diversifikasi produk dan penciptaan pasar yang lebih stabil melalui kemitraan jangka panjang dengan perusahaan.
Selain itu, tantangan infrastruktur juga menjadi salah satu hambatan yang dihadapi. Meskipun Cianjur dikenal sebagai daerah pertanian, masih ada beberapa wilayah yang memiliki akses terbatas ke sumber daya air dan infrastruktur pertanian modern. Untuk mengatasi hal ini, Setya bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki sistem irigasi dan membangun infrastruktur yang diperlukan bagi pengembangan jagung di wilayah tersebut.
Data Produksi Jagung di Indonesia dan Peran Cianjur
Jagung merupakan salah satu komoditas penting dalam pertanian Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional pada tahun 2023 mencapai sekitar 30 juta ton, dengan sebagian besar produksi berasal dari Pulau Jawa dan Sumatra. Di Jawa Barat sendiri, Cianjur memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sentra produksi jagung, mengingat luasnya lahan pertanian yang tersedia dan dukungan iklim yang mendukung.
Dengan kontribusi sebesar 135 hektar lahan jagung yang dikelola oleh Setya Gustina Riwayat, Cianjur diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi jagung nasional. Jika target swasembada jagung pada tahun 2025 tercapai, Cianjur tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan jagung daerahnya sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.
Sumber foto: Radio Idola Semarang
Inspirasi bagi Petani Muda dan Masa Depan Pertanian di Indonesia
Setya Gustina Riwayat merupakan contoh inspiratif bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia pertanian. Dalam era di mana banyak generasi muda lebih memilih karier di sektor non-pertanian, Setya membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi pilihan yang menjanjikan, asalkan dikelola dengan pendekatan modern dan inovatif. Melalui Rumah Petani, Setya juga terus berupaya untuk mendorong lebih banyak anak muda agar tertarik untuk menjadi petani. Ia percaya bahwa masa depan pertanian Indonesia ada di tangan generasi muda yang memiliki pemikiran terbuka dan siap berinovasi. Dengan memanfaatkan teknologi, kolaborasi, dan pemahaman pasar yang baik, generasi muda bisa membawa pertanian Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Ia juga mengembangkan jagung beku untuk konsumsi dan telah mengekspor ke berbagai negara besar seperti Amerika, Kuwait, Bahrain dan Qatar. Berkat perjuangannya ini, ia bisa mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award di tahun 2023 untuk bidang lingkungan. SATU Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra kepada anak muda di seluruh Indonesia yang bersatu membangun bangsa, khususnya apresiasi bagi anak muda yang memberi manfaat bagi masyarakat melalui lima bidang yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi.
Perjuangan Setya tidak hanya tentang meningkatkan produksi jagung, tetapi juga tentang membuktikan bahwa pertanian adalah sektor yang penuh potensi bagi generasi muda. Dengan visi yang jelas dan strategi yang tepat, Setya Gustina Riwayat membuktikan bahwa swasembada jagung bukanlah mimpi yang mustahil, tetapi sebuah tujuan yang bisa dicapai melalui kerja keras, inovasi, dan kolaborasi.
No Comments