16 Nov Saat Bromo Memanggilmu Kembali
“Baru main ke Bromo, ya? Dijamin pengin balik lagi deh…” begitulah ucapan salah satu orang agen travel yang mengantarkan saya menikmati alam Bromo di tahun 2018, saya masih ingat dia berbicara di atas Jeep yang berkendara landai di atas pasir berbisik milik Bromo.
Ya, saat itu saya baru saja selesai menikmati sunrise penanjakan, tempat paling favorit untuk dikunjungi saat kita ke Bromo. Deru mobil-mobil Jeep yang sangat maskulin pun masih akrab di telinga saya, kelihaian para warga suku Tengger mengendarakannya beriringanmu ibarat sedang menata melodi alam bersamaan.
Suguhan indah Bromo ini saya jadikan kalimat pembuka, agar kita berani kembali untuk menikmati indahnya alam Indonesia. Pukulan hebat dari pandemi memang sangat menjalar ke segala arah, tak terkecuali sektor pariwisata yang dibuat ketar-ketir kehilangan wisatawan lokal dan juga mancanegara.
Gotong royong yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia, tentu tak hanya kita abdikan di saat kegiatan di sekitar rumah saja, dengan mengajak serta keluarga atau sahabat tercinta untuk kembali berwisata, tentu bisa menjadi pembuktian rasa gotong royong kita terhadap sesama bangsa Indonesia. Bromo membutuhkan kita, begitu pun tempat wisata yang lainnya.
Bromo memanggilku, itulah yang saat ini sedang saya rasakan. Secerca keindahan Bromo yang tadi sempat saya singgung, menjadi beberapa kenangan manis yang selalu ingin saya ulangi kembali. Apalagi setelah tahun 2018 itu saya sudah menikah dan memiliki seorang anak, tentu akan menjadi pengalaman baru saya bersama Bromo bila kembali dipertemukan.
Memang benar adanya ucapan sekali saja ke Bromo itu tidaklah cukup. Kini saya bersama istri mulai mencoba mengatur itinerary untuk kembali berkunjung ke Bromo, mengulang kembali cerita masa lalu dan mencoba beberapa tempat dan pengalaman yang sebelumnya belum saya rasakan.
Ada beberapa tempat yang belum saya coba ketika pertama ke Bromo, salah satunya kawah Bromo. Ucapan “hanya kawah biasa” dari agen travel saya sebelumnya memang membuat saya tidak tertarik untuk melihatnya, padahal ketika saat ini kenangan Bromo memanggil kembali, saya merasa rugi sekali tidak memiliki pengalaman membuka mata di atas kawah Bromo.
Ya mungkin ini karena sebelumnya saya salah pilih paket wisata Bromo sepertinya, seakan merasa semuanya merasa terburu-buru bersama agen travel sebelumnya. Tentu saya akan mencoba mencari opsi lain, tentu yang lebih ramah keluarga, karena ada kemungkinan saya akan mengajak serta anak saya ke Bromo di kunjungan kedua ini.
Setelah beberapa kali mencari paket tour Bromo dengan harga dan pelayanan yang tentunya bersahabat untuk wisatawan keluarga, akhirnya saya menemukan beberapa opsi, salah satunya Erc Trans yang cukup menggoda dari paket-paket yang ditawarkan. Dan yang pasti, salah satu spot yang akan dikunjungi ialah kawah Bromo yang saya ingin sekali lihat dengan mata telanjang.
Tak hanya itu saja, ada beberapa hal menarik lainnya yang ditawarkan, di antaranya;
- Mobil reguler + driver
- Tiket masuk bromo
- Jeep bromo
- Welcome snack + air mineral kemasan
- Pengantaran ke 4 spot favorit di bromo (sunrise penanjakan, kawah bromo, pasir berbisik, bukit teletubbies / padang savana)
- Melayani penjemputan di Malang atau Surabaya / Juanda (sesuai permintaan)
Bagi Anda yang kebetulan berstatus sama seperti saya, dan memiliki rencana yang sama untuk menikmati sajian alam terbaik di Bromo, yuk bisa coba menghubungi Erc Trans dan segera tentukan tanggal keberangkatanmu. Dan jangan lupa, protokol kesehatan tentu harus bersama tetap kita jaga. 😉
No Comments