Pesan Cinta The Lodge Maribaya untuk Bumi Melalui Forest Music Festival - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
4062
post-template-default,single,single-post,postid-4062,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Pesan Cinta The Lodge Maribaya untuk Bumi Melalui Forest Music Festival

Pesan Cinta The Lodge Maribaya untuk Bumi Melalui Forest Music Festival

Pesan Cinta The Lodge Maribaya untuk Bumi Melalui Forest Music Festival, Penjaja Kata. Bumi adalah planet ketiga dari Matahari, yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Beruntunglah kita bisa hidup dan berkembangbiak di bumi, karena hanya di bumi lah kehidupan bagi umat manusia dapat berlangsung, hingga saat ini.

Sebuah perayaan Hari Bumi, yang biasa dirayakan pada tanggal 22 April, tentu menjadi sebuah perayaan sekaligus peringatan bagi penduduk bumi. Perayaan agar banyak manusia peduli pada bumi, peringatan agar manusia sadar dan mawas diri terhadap kondisi bumi saat ini. Sebuah perayaan yang sekaligus peringatan Hari Bumi 2017, telah dilakukan pula oleh The Lodge Maribaya.

Melalui kegiatan Green-Up Clean-Up yang diselenggarakan pada tanggal 22 April 2017, The Lodge Maribaya mengajak serta masyarakat, blogger, serta dinas terkait untuk membersihkan sampah di bumi Cibodas. Tak berhenti sampai di situ saja, sebuah acara bertajuk “Farm Market” pun diselenggarakan sebagai puncak dari rangkaian acara Forest Music Festival.

Dalam acara ini, disampaikan pemaparan laporan kegaitan Green Up-Clean Up oleh Ibu Heni selaku Owner The Lodge Maribaya, Bapak Dindin Sukaya selaku Kepala Desa Cibodas, Bapak Mulyana selaku Koordinator 17 RW Desa Cibodas, dan Ibu Yuni selaku Koordinator PKK Desa Cibodas.

Kepala Desa Cibodas, Bapak Dindin Sukaya.

Diselenggarakan pula sebuah talkshow interaktif dan inspiratif dengan tema Kolaborasi antara Government, Private Sector, dengan Public. Pembicara dalam talkshow ini adalah Bapak Liandar Lubis selaku Kepala Tahura Ir. H. Djuanda dan Ibu Heni selaku Owner The Lodge Maribaya, serta dipandu oleh moderator Bapak Andar selaku Ketua The Lodge Foundation, yang juga menjelaskan sekilas tentang programnya mengenai CSR yang fokus terhadap lingkungan, musik, dan scholarship.

Bapak Liandar Lubis juga bertutur cerita mengenai pengalaman serta kejadian unik di Tahura Ir. H. Djuanda, serta memaparkan pembagian zona konservasi serta zona pemanfaatan tahura, yang kini mengalami peningkatan 7% atau penambahan 40 hektar dari luas total 500 hektar yang bisa digunakan untuk kebutuhan private sectorTalkshow ini berlangsung dengan sangat menarik, karena terjadi interaksi antara pembicara dengan peserta, dalam perbincangan mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pelestarian bumi.

‌Setelah talkshow selesai, dilanjutkan dengan penampilan dari band accoustic KiniKotakana merupakan salah satu finalis band Rhytm of The Pines sebuah event musik yang dilaksanakan bulan lalu di The Pines Cafe The Lodge Maribaya. Tidak hanya pengunjung yang atusias namun para tamu undangan pun ikut bernyanyi bersama.

Grup musik Suara Sama pun ikut menghibur orang-orang yang berada di The Lodge Maribaya. Diiringi hujan yang turun dengan rintik, semilir angin yang menelisik, lantunan musik dari Suara Sama mampu berpadu dengan alam dan mampu membuat pendengarnya tersenyum asyik.

KiniKotakana Band

Suara Sama Band

 

Setelah itu, acara berlanjut pada topik tentang pelestarian budaya dari komunitas Toekang Saeh, yang diulas oleh Kang Mufid Sururi selaku seniman kertas dan pelestari pohon saeh. Pohon saeh ini pun diolah oleh beliau menjadi kertas Daluang yang sudah terjual hingga mencapai pasar internasional. Kertas Daluang merupakan kertas ramah lingkungan dan kertas jaman dulu yang dipakai untuk prasasti, dan lain sebagainya.

Melalu acara ini, Kang Mufid tak banyak berharap agar orang-orang mengikuti jejaknya, ia hanya berharap agar masyarakat sadar akan perannya dalam menjaga kelestarian sejarah. Karena, bagaimana sejarah itu akan tetap lestari, jika bangsanya sendiri pun tak peduli, bukan hanya sekadar apresiasi tetapi harus berkembang menjadi sebuah aksi.

Di malam hari ada pula sesi bincang-bincang musik yang mengupas tuntas tentang keunikan dari grup musik (K)osmosis dan SuaraSama yang dipandu oleh Bapak Djaelani dosen fakultas musik unpas dan ditutup dengan perbincangan mengenai gagasan Forest Music Festival bersama seniman musik bandung. Ibu Heni selaku Owner The Lodge Maribaya menyampaikan “Dengan antusiasme para warga, pengunjung, para tamu undangan, dan banyak pula Media yang hadir untuk meliput, diharapkan acara seperti ini dapat kembali dilaksanakan tentunya dengan lingkup yang lebih besar dan dengan persiapan yang jauh lebih baik lagi”.

Terlaksananya kegiatan ini membuktikan bahwa The Lodge Maribaya bersama The Lodge Foundation memegang teguh komitmen untuk menjaga lingkungan, melestarikan budaya, dan mengapresiasi seni khususnya musik. Lewat acara ini pula dapat dilihat betapa pentingnya menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah, warga sekitar, dan para seniman untuk tetap bisa menjalankan program sesuai dengan visi dan misi yang ada serta menuai manfaat baik untuk The Lodge Maribaya, dan seluruh pihak-pihak terkait yang turut andil dalam rangkaian kegiatan ini. Selamat dan terus berjuang demi kelestarian bumi, The Lodge Maribaya! 😀

 

Penjaja Kata

5 Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.