Persiapkan Pensiun Dini Agar Anak Tak Merasa Terbebani - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
16778
post-template-default,single,single-post,postid-16778,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,no_animation_on_touch,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Persiapkan Pensiun Dini Agar Anak Tak Merasa Terbebani

Persiapkan Pensiun Dini Agar Anak Tak Merasa Terbebani

Pernah dengan pendapat-pendapat umum seperti “Punya anak jangan satu, kasian nanti gak ada temen.”, atau “Punya anak lebih dari satu enak, nanti pas tua yang ngasih banyak.”. Kalau dilihat dari kacamata budaya, hal ini tentu bersinggungan langsung dengan ungkapan ‘banyak anak, banyak’ rezeki’ yang sudah menjadi ungkapan umum hampir di sebagian besar keluarga di Indonesia.

Benar hukumnya bila sang orangtua sanggup membiayai semua anak yang telah dilahirkannya, memenuhi nafkah lahir maupun batin yang mereka butuhkan. Namun tidak lah benar bila banyaknya anak, hanya dijadikan sebuah ajang untuk mendapatkan ‘teman’ atau bahkan lebih kasar lagi ‘pendapatan’ di masa tua.

Salah kaprah ini yang biasanya yang akan membuat masa-masa pensiun menjadi kurang ideal, bukannya dapat bahagia menikmati hari tua, tetapi malah masih harus disibukkan untuk mencari nafkah keluarga. Tak sedikit jumlahnya keluarga yang memiliki jumlah keturunan yang banyak, namun tidak diimbangi dengan kemampuan finansial yang baik, sehingga berdampak juga pada kualitas kehidupan orangtua yang justru malah semakin menurun di usia tuanya.

Hal-hal buruk seperti ini tentunya tidak elok bila dilanjutkan di generasi-generasi selanjutnya, perubahan-perubahan besar harus mulai dilakukan, agar kehidupan masyarakat Indonesia di masa depan kian membaik. Perubahan tentu tak hanya selalu di sektor teknologi, salah satu tindakan kecil namun dapat berdampak besar terhadap finansial keluarga ialah mempersiapkan pensiun dini.

Kita bisa mencoba memposisikan diri sebagai anak yang harus membiayai orangtua mereka di masa tua, atau sering kali orang sebut dengan istilah generasi sandwich, apakah anak tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidupnya juga? Sebagian iya, tapi sebagian lagi justru malah semakin tertekan karena tak bisa memenuhi banyak kebutuhan hidup. Generasi sandwich ini juga tentu bisa dihentikan dari sekarang, salah satunya dengan mengubah mindset mengenai pensiun.

Membahas seputar pensiun dini, memang sudah menjadi rahasia umum bahwa hal ini hanya menjadi konsumsi masyarakat kelas menengah ke atas. Bila untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, sepertinya belum bisa sampai membahas ke pensiunnya saja, sebagian besar masyarakat pasti hanya akan menaruh hati dan pikirannya dengan ucapan cari untuk makan sehari-hari dulu saja.

Pensiun di mata masyarakat menengah ke bawah, merupakan sebuah privilege bila ada dari sebagian dari mereka yang berkarir menjadi ASN seperti TNI, polisi dan lainnya. Selebihnya mungkin berharap dari mengabdikan diri di perusahaan-perusahaan besar seperti pabrik tekstil, itu pun masih harus terus diliputi oleh rasa khawatir mengalami PHK di tengah jalan.

Nyatanya, mempersiapkan pensiun dini itu bukanlah hal yang sulit, serta sangat mungkin dilakukan oleh masyarakat dari berbagai strata sosial. Hal ini saya dapatkan setelah mengikuti blogger gathering bersama Manulife Indonesia yang dilakukan secara on line di tanggal 15 Desember, dengan topik mempersiapkan dana pensiun dan bertajuk ‘Rahasia Pensiun Bahagia’.

Data yang cukup membuat khawatir yang diperlihatkan dalam acara ini ialah data mengenai populasi yang menua di setiap negara. Ternyata dari dekade 1990-an hingga saat ini, angkanya cukup meningkat, bahkan dengan asumsi bahwa di tahun 2050 nanti jumlahnya akan semakin meninggi.

Siapa yang akan menua di dekade tersebut? Ya, kaum millennial dan zillenial yang saat ini masih sedang dalam masa produktif. Namun dengan berkurangnya hampir sebagian besar minat mereka untuk berkarir menjadi ASN, serta lebih banyak memilih jalur karir menjadi influencer, sudah tentu kesadaran akan mempersiapkan pensiun pun harus lebih diutamakan.

Dalam acara yang sama, tips mengenai cara mengelola penghasilan agar dapat mempersiapkan pensiun bagi para freelancer pun  diperlihatkan, dengan cara ini tentu Anda kaum millenial maupun zillenial pun dapat mempersiapkan pensiun dengan lebih baik lagi.

Lalu pasti akan muncul pertanyaan “Income influencer itu kan fluktuatif, bagaimana kalau kita mengalami titik paling bawah atau saat income minus?”

Hal ini sebenarnya sangat-sangat dapat terpatahkan, bahkan akan membuat influencer tetap teguh mempersiapkan pensiunnya dalam kondisi seperti apapun. Coba cari berita tentang orang-orang yang menabung untuk berhaji, cari yang latar belakang ekonominya berada di level menengah ke bawah, pasti Anda akan banyak menemukan kisah-kisah inspiratif nya.

Tak hanya satu atau dua, banyak sekali hampir ada di setiap daerah memunculkan sosok-sosok inspiratif yang biasanya akan semakin terdengar beritanya mendekati momen ibadah haji. Mengapa hal ini bisa terjadi? Keinginan kuat yang berlandaskan keteguhan beragama, membuat orang-orang tersebut mampu untuk menyisihkan penghasilannya sehari-hari demi membiayainya berangkat haji.

Lalu, masihkah kita akan berpikir mengenyampingkan persiapan dana pensiun? Bila Anda berpikir bijak, baik untuk diri sendiri maupun keluarga, tentu Anda akan langsung mempersiapkannya dari sekarang. Salah satu produk dari Manulife yang bisa Anda coba tentulah program dana pensiun individu DPLK Manulife yaitu MiGolden Retirement.

Tak harus bingung mau simpan uang di mana, tak harus takut uangnya kepake keperluan A sampai Z, dana untuk pensiunmu akan terjaga dengan baik di Manulife. Tertarik untuk mengetahui produknya lebih lanjut agar dapat membuatmu #semakinharisemakinbaik dengan #DPLKManulife? Langsung saja kunjungi website www.manulife.co.id.

Oh ya, berdasarkan riset tim Manulife juga, ternyata 88% peningkatan kesadaran masyarakat meningkat mengenai pensiun dini, sejak pandemi terjadi di Indonesia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Simpel nya seperti ini, apakah Anda yakin hal yang terjadi di tahun 2020 ini tak akan terjadi lagi di tahun-tahun mendatang? Pada saat Anda sudah tua misalnya? Nah, tentu akan ada kemungkinan hal itu terjadi.

Maka dari itu, yuk mulai belajar mempersiapkan pensiun di masa-masa sulit ini, dalam website Manulife juga ada banyak sekali informasi mengenai cara mempersiapkan dana pensiun, pasti akan sangat membantu persiapan Anda ke depan.

Jadi, mari mulai berubah untuk tidak menjadikan anak jaminan di masa tua!




No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.