Penjiwaan Karakter Atticus Finch Pada Buku "To Kill A Mocking Bird" - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
950
post-template-default,single,single-post,postid-950,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Penjiwaan Karakter Atticus Finch Pada Buku "To Kill A Mocking Bird"

Penjiwaan Karakter Atticus Finch Pada Buku "To Kill A Mocking Bird"

Buku yang fenomenal, mungkin saya terlambat membacanya, tetapi tidak ada kata terlambat bagi kita yang mau berusaha. Kali ini saya akan sedikit berbagi kisah setelah membaca buku tersebut, menurut versi saya. Mengisahkan sebuah keluarga yang tidak komplit dengan tidak hadirnya seorang ibu, sang penulis “Harper Lee” menceritakan begitu indahnya kehidupan yang dijalani keluarga Finch.

Sosok Atticus Finch, ayah dari Scout & Jem Finch. Seorang pengacara yang mungkin dapat dijadikan suri tauladan bagi seseorang yang memiliki profesi sebagai pengacara. Dalam pengabdiannya sebagai pengacara, dikisahkan dia membantu Tom Robinson seorang pria negro di dalam pengadilan dengan tanpa pamrih.  Walaupun hanya sekedar kisah fiksi belaka, tetapi banyak hal positif dari cerita tersebut yang dapat kita angkat ke dalam dunia nyata.


Didalam kehidupan fana ini, label pengacara memang dijadikan sebuah pekerjaan yang menginvestasikan kehebatan dalam bersilat lidah. Semakin pandai dan lihai silat lidahnya, semakin banyak uang yang mengalir masuk kedalam perutnya. Tidak lupa penampilan menjadi nilai jual utama, semakin berkilap penampilan sang pengacara semakin berkilap menyilaukan mata bayaran yang didapatkannya.


Singkat cerita memang Atticus gagal dalam membela keadilan didalam “pengadilan”. Namun, sepak terjangnya dalam membela keadlian patut kita tiru. Walaupun banyak batu terjal yang mengganjal dihadapannya, dia tetap konsisten untuk menegakan sebuah hal yang sudah menjadi barang langka tersebut.


Menegakan keadilan memang tidak harus menjadi salah satu peran dalam dunia meja hijau, kita dapat lakukan didalam kehidupan yang memang sedang kita jalani. Kita dapat menegakan keadilan dengan sesama manusia dan sesama makhluk hidup yang ada didalam bumi ini.


Merujuk pada keadilan, keadilan memang sulit didapatkan. Keadilan tidak bisa diukur berdasarkan jumlah yang sebanding, karena sifat keadilan itu lahir dan batin. Secara lahir, kesetaraan jumlah mungkin sudah dapat dikatakan adil. Namun, secara batin keadilan sulit untuk ditegakan, hal ini berkaitan dengan sifat manusia yang memang selalu tidak puas dengan apa yang ada dan telah didapatkannya.


Namun walaupun begitu, bagi Anda yang merasa ingin menjadi kesatria penegak keadilan didunia nyata, cobalah untuk membiasakan diri berprilaku adil secara lahir dan batin dalam kehidupan sehari-hari, niscaya keadilan itu pun akan merambati lingkungan sekitar Anda. Sekian barisan ini saya lantunkan, semoga bermanfaat.

 

Penjaja Kata

 

No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.