Mereka Besar Karena Membaca - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
898
post-template-default,single,single-post,postid-898,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Mereka Besar Karena Membaca

Mereka Besar Karena Membaca

Menjadi orang besar, besar dalam artian memiliki jiwa kepemimpinan dan cara berfikir yang berbeda dengan orang lain, tentu akan sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang menginginkan perubahan besar dalam kehidupannya. Tentu perubahan tidak datang secara serta merta, perlu proses yang cukup lama agar dapat mencapai titik klimaks tersebut. Membaca adalah kunci utama untuk membuat diri kita menjadi besar. Dalam agama islam, perintah membaca adalah perintah pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, perintah membaca atau iqra juga menjadi ayat pertama dalam Al-Quran.

Dalam buku “Mereka Besar Karena Membaca” karya Suherman, peraih CONSAL Award sebagai pustakawan terbaik tingkat Asia tenggara, dibeberkan biografi dari beberapa tokoh yang besar karena aktifitas membaca. Baik itu tokoh nasional maupun internasional. Beberapa tokoh nasional seperti founding father Indonesia Soekarno alias bung Karno dan Moehammad Hatta alias bung Hatta, tokoh revolusi Indonesia Tan Malaka, presiden dengan semboyan “Gitu Aja Kok Repot” Abdurahman Wahid alias Gus Dur, dan seorang budayawan sunda Ajip Rosidi.

Selain itu beberapa tokoh internasional yang besar karena membaca juga turut andil dalam buku kumpulan biografi ini, seperti tokoh komunis Karl Marx dan sang penulis buku otobiografi Meinkamf yaitu Adolf Hitler. Mereka yang telah disebutkan tadi adalah orang-orang yang telah besar karena proses membaca yang dilakukannya, bahkan sebagian dari mereka menjadi gila buku atau gila untuk membaca.

Salah satu contohnya adalah Mao Zedong, seorang tiran kejam yang berasal dari negeri tirai bambu, Cina. Sikap otoriternya bukan hanya dia terapkan pada hal-hal yang berbau politik saja, akan tetapi dalam kontek membaca dia terapkan juga sikap ottoriternya dengan membakar buku-buku dan melarang masyarakatnya untuk banyak membaca. Bahkan selain itu, kegilaan Mao dalam membaca membuatnya berbagi kasur tidur dengan buku-bukunya, memang dia senang membaca sembari tidur-tiduran.

Selain Mao ada juga Malcom X, kegemaran membacanya tumbuh kala dia ditahan didalam penjara. Berkat kegemarannya membaca tersebut lah dia sanggup menjadi orang yang dipandang bahkan namanya abadi diseantero negeri paman Sam, bahkan dia sanggup mengangkat kualitas hidupnya dan juga kaumnya . Memang pada saat itu kaum dari Malcom, kaum negro, dipandang sebelah mata oleh kaum kulit putih. Apalagi kini kaum negro di negara adidaya tersebut semakin naik derajatnya setelah beberapa tahun lalu tonggak kekuasaan paling tinggi diemban oleh seseorang dari kaum negro juga, sang presiden Amerika serikat, Barack Obama. Didalam buku ini juga turut dibahas mengenai kesuksesan orang nomor satu di Amerika itu atas kegemarannya membaca buku.

Beberapa tokoh nasional pun tak kalah hebatnya dalam urusan membaca, seperti contohnya presiden pertama Indonesia, Soekarno. Putera sang fazar ini dapat bersinar berkat buku-buku yang dibacainya, apalah arti seorang Soekarno tanpa buku. Imprealisme digugat olehnya melalui membaca, dia memang tidak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan bedil dan mesiu, akan tetapi dengan proses yang disertai kerja kerasnya dalam membaca buku. Selain Soekarno, salah seorang tokoh yang akan sangat menginspirasi bangsa Indonesia adalah Ajip Rosidi.

Buku otobiografinya “Hidup Tanpa Ijazah” dapat membuka tabir kelam dunia pendidikan di negeri ini. Orang yang memiliki minat baca yang bagus memang dapat berhasil dalam hidupnya walaupun tidak mengenyam dunia pendidikan, akan tetapi apabila orang yang mengenyam pendidikan setinggi apapun apabila tidak dibarengi dengan minat membaca yang bagus akan menjadi masalah yang sangat besar. Salah satu masalah yang dijelaskan didalam buku ini adalah adanya fenomena pengangguran berijazah (bukan pengangguran intelektual, karena seorang intelektual tidak mungkin menganggur). Tidak memiliki minat membaca yang bagus memang menjadi masalah utama penyebab terjadinya fenomena tersebut.

Maka dari itu, mari kita bangun kebiasaan membaca mulai dari sekarang, buku mereka besar karena membaca ini setidaknya bisa membantu kita menemukan gairah untuk membaca.  Namun perlu diingat, bahwa jenis bacaan yang kita baca ibarat sebuah pahat yang nantinya akan membentuk seperti apa jati diri kita nantinya.

Penjaja Kata

2 Comments
  • ijal
    Posted at 08:15h, 17 October

    Masih ada ga ya bukunya ?
    Sy udah nyari2 dibandung

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.