Prosa - Page 4 of 9 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,category,category-prosa,category-6,paged-4,category-paged-4,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Prosa

Dalam dinginya sepertiga malam, desiran angin dingin hidupkan mata dan tubuh Kakanda yang tengah terlelap. Lantas, dia mengusap wajah dengan kedua belah tangan sembari mengucap untaian doa. Lalu dia turun dari pembaringannya, melangkahkan kaki untuk mengambil air suci yang dapat menghilangkan dahaga ibadahnya. Adinda : Engkau...

Malpraktik Kampus, Penjaja Kata. Selepas pulang shalat tarawih dari masjid kampus, Manjana pulang dengan tergesa-gesa menuju kostannya yang sangat jauh, kurang lebih sejauh stasiun Gambir ke Monas. Tiba di kostan, bukannya membuka Al-Quran atau membuka buku catatan kuliah, Manjana malah mebuka tas yang isinya alat-alat ketampanan...

Siang itu, diantara perasaan riang yang mendera anak-anak, namun tak nampak dari paras Adinda yang nampaknya tengah lelah dan lunglai. Anonim : Kakak kenapa?  Adinda : Kakak tidak apa-apa ko, dik. Adinda membelai halus rambut gadis manis tersebut, nampaknya anak ini sangat begitu peduli pada Adinda. Adinda : Bagaimana...

Layangan itu pun terbang terbawa oleh arus angin, hinggaplah diatas genting kediaman sederhana Kakanda dan Adinda. Terdengar teriakan para anak yang menderu-deru dan langkah kaki yang menggebu-gebu. Adinda : Hati-hati, anak-anak. Jangan berebutan seperti itu ya? Namun mereka anak-anak, kuping mereka terkadang tertutupi oleh manisnya masa bermain...

Saat ini dia mulai terlihat bugar kembali, dia mulai bisa bersuara, menyuarakan suara khasnya. Kakanda : Dia sudah sembuh, Adinda.  Adinda hanya termenung, dibuai oleh indahnya suara tersebut. Akhirnya, Kakanda pun menyadarkannya dengan sentuhan manja. Kakanda : Burung ini harus kita lepaskan, Adinda. Kehidupannya bukanlah disini, dia adalah...

Angin beserta udara yang dikandungnya menghempaskan sekujur raganya ke bumi, sejenak ingatannya hilang ditelan gravitasi. Hei, dimanakah kalian kehidupan? Tidakkah menolong jiwa yang sedang dilanda kesulitan ini? Adinda : Mari kita bawa, Kakanda. Kita obati dia sampai sembuh dan pulih seperti sedia kala. Kakanda : Baiklah. Lagi-lagi mereka...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.