Literasi - Page 65 of 81 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,category,category-literasi,category-3,paged-65,category-paged-65,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Literasi

Maaf, bukan aku tidak tertarik Maaf, bukan kamu tidak menarik Mungkin, bukan kali ini Mungkin, bukan hati ini Sudah, jangan tambahi lelahmu Sudah, jangan kurangi indahmu Carilah sosok yang lebih baik Carilah sosok yang lebih menarik Pinggiran Hati, 09.05.14. Nouer Dyn...

Berdiri tegak melawan arah angin Kokoh bagaikan pohon beringin Berdiri tegak berpondasi jelata Kokoh bagaikan angkara murka Berdiri tegak menatap langit Kokoh bagaikan lawan sengit Berdiri tegak menginjak bumi Kokoh bagaikan pelupa diri Tunggu, waktu akan menjungkalkan Tunggu, hidup akan mengecewakan Dalam pangkuan lelah, 09.05.14. NouerDyn  ...

Duduk manis diperagakan Adinda di selasar depan rumah, tegur sapa para tetangga dibalasnya dengan senyuman manis khas Adinda. Anonim : Selamat pagi, mba Adinda. Adinda : Selamat pagi, ibu. Bagaikan parodi kehidupan, beragam jenis kelamin dan bentuk lalu lalang dihadapan Adinda. Ada pria dan wanita, mulai dari usia...

Aku tak akan bersuara Disini, dia telah tiada Diterkam oleh hantu jalanan Diminta kembali kehadirat Tuhan Karyamu akan tetap abadi Suaramu selalu menggema dihati Aku, hanya bisa melantunkan doa Semoga engkau tenang disisiNya Area kecelakaan Nike Ardila, jalan Riau, 06.05.14....

Semilir angin menggerai halus rambut Adinda, seirama dengan dedauanan yang berguguran. Dalam kesunyian, dia bergumam dalam hati. Adinda : Sungguh ironis, begitu teganya manusia merenggut naluri alami dari kota ini. Bagaimana mungkin manusia masih bisa bertahan? Apabila jantung kehidupan hampir punah didalam kota ini! Murka semakin mengkontaminasi...

Pagi, membiaskan simfoni keindahan yang terpancar dari mentari yang tengah membuka matanya. Adinda, dengan tenang menikmati indahnya mentari pagi dari balkon. Kakanda : Sedang apa gerangan dirimu, Adinda? Datang dari balik tirai bambu, Kakanda menyuguhkan tanya dibubuhi secangkir teh hangat. Adinda : Terima kasih, Kakanda. Aku sedang menikmati...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.