Literasi - Page 54 of 77 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,category,category-literasi,category-3,paged-54,category-paged-54,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Literasi

Aku, tak akan pernah Menikmati rotasi hari Menyaksikan mentari pergi Bagai dawai, menanti senja Aku, tak akan pernah Menemani lelap tidurmu Menanti mekar matamu Bagai dawai, menunggu pagi Aku, hanya sanggup Mengatup redup mataku Meninju bisu kantukku Bagai dawai, menanti shubuh Ini sekadar gurau lagu Menanti senja ala Payung Teduh Menunggu pagi ala Peterpan Menanti shubuh atas perintah Allah SWT Edisi...

Senyummu mengandung virus Terbawa oleh angin, menusuk dalam batin Stop! Jangan nakal, jangan binal, jangan bebal Aku tak butuh senyuman, aku butuh ucapan Bukan di bibir, di mulut, apalagi di gigi Akan tetapi ucapan tulus buatan isi hati Sepatah pun tak apa gerangan Namun jangan berpatah-patah Sebait pun tak apa gerangan Namun jangan berbait-bait Sepatah dan...

Layangan itu pun terbang terbawa oleh arus angin, hinggaplah diatas genting kediaman sederhana Kakanda dan Adinda. Terdengar teriakan para anak yang menderu-deru dan langkah kaki yang menggebu-gebu. Adinda : Hati-hati, anak-anak. Jangan berebutan seperti itu ya? Namun mereka anak-anak, kuping mereka terkadang tertutupi oleh manisnya masa bermain...

Campuran antara ruh beserta rasa Padu mencipta irama nafas hidup Dendangkan bait jati diri  manusia Kadang benderang, sering meredup Begitulah, sang pecinta filosofi dunia Hidup segan mati pun segan, kiranya Dunia, sang pemberi olah nikmat raga Namun mengebiri sang bukti nyata Alih-alih sadar, alih-alih ingat Kesadaran dialihkan, ingatan dialihkan Nampak sudah janji pemberi janji Nampak sudah...

Saat ini dia mulai terlihat bugar kembali, dia mulai bisa bersuara, menyuarakan suara khasnya. Kakanda : Dia sudah sembuh, Adinda.  Adinda hanya termenung, dibuai oleh indahnya suara tersebut. Akhirnya, Kakanda pun menyadarkannya dengan sentuhan manja. Kakanda : Burung ini harus kita lepaskan, Adinda. Kehidupannya bukanlah disini, dia adalah...

Angin beserta udara yang dikandungnya menghempaskan sekujur raganya ke bumi, sejenak ingatannya hilang ditelan gravitasi. Hei, dimanakah kalian kehidupan? Tidakkah menolong jiwa yang sedang dilanda kesulitan ini? Adinda : Mari kita bawa, Kakanda. Kita obati dia sampai sembuh dan pulih seperti sedia kala. Kakanda : Baiklah. Lagi-lagi mereka...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.