Literasi
Home > Literasi (Page 54)
Posted at 15:35h
in
Puisi
by admin
Aku, tak akan pernah
Menikmati rotasi hari
Menyaksikan mentari pergi
Bagai dawai, menanti senja
Aku, tak akan pernah
Menemani lelap tidurmu
Menanti mekar matamu
Bagai dawai, menunggu pagi
Aku, hanya sanggup
Mengatup redup mataku
Meninju bisu kantukku
Bagai dawai, menanti shubuh
Ini sekadar gurau lagu
Menanti senja ala Payung Teduh
Menunggu pagi ala Peterpan
Menanti shubuh atas perintah Allah SWT
Edisi...
Posted at 14:18h
in
Puisi
by admin
Senyummu mengandung virus
Terbawa oleh angin, menusuk dalam batin
Stop! Jangan nakal, jangan binal, jangan bebal
Aku tak butuh senyuman, aku butuh ucapan
Bukan di bibir, di mulut, apalagi di gigi
Akan tetapi ucapan tulus buatan isi hati
Sepatah pun tak apa gerangan
Namun jangan berpatah-patah
Sebait pun tak apa gerangan
Namun jangan berbait-bait
Sepatah dan...
Layangan itu pun terbang terbawa oleh arus angin, hinggaplah diatas genting kediaman sederhana Kakanda dan Adinda. Terdengar teriakan para anak yang menderu-deru dan langkah kaki yang menggebu-gebu.
Adinda : Hati-hati, anak-anak. Jangan berebutan seperti itu ya?
Namun mereka anak-anak, kuping mereka terkadang tertutupi oleh manisnya masa bermain...
Posted at 13:32h
in
Puisi
by admin
Campuran antara ruh beserta rasa
Padu mencipta irama nafas hidup
Dendangkan bait jati diri manusia
Kadang benderang, sering meredup
Begitulah, sang pecinta filosofi dunia
Hidup segan mati pun segan, kiranya
Dunia, sang pemberi olah nikmat raga
Namun mengebiri sang bukti nyata
Alih-alih sadar, alih-alih ingat
Kesadaran dialihkan, ingatan dialihkan
Nampak sudah janji pemberi janji
Nampak sudah...
Saat ini dia mulai terlihat bugar kembali, dia mulai bisa bersuara, menyuarakan suara khasnya.
Kakanda : Dia sudah sembuh, Adinda.
Adinda hanya termenung, dibuai oleh indahnya suara tersebut. Akhirnya, Kakanda pun menyadarkannya dengan sentuhan manja.
Kakanda : Burung ini harus kita lepaskan, Adinda. Kehidupannya bukanlah disini, dia adalah...
Angin beserta udara yang dikandungnya menghempaskan sekujur raganya ke bumi, sejenak ingatannya hilang ditelan gravitasi. Hei, dimanakah kalian kehidupan? Tidakkah menolong jiwa yang sedang dilanda kesulitan ini?
Adinda : Mari kita bawa, Kakanda. Kita obati dia sampai sembuh dan pulih seperti sedia kala.
Kakanda : Baiklah.
Lagi-lagi mereka...
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.