Literasi
Home > Literasi (Page 49)
Posted at 11:23h
in
Reportase
by admin
Mudik (Menjadi Udik), Penjaja Kata. Mudik itu kependekan dari menjadi udik, menurut gue sih. Mengapa? Jelas karena tujuan orang mudik mayoritas dari kota ke kampung, nah kalau dari kampung ke kota namanya urbanisasi. Haha...
Posted at 13:12h
in
Puisi
by admin
Aku tidak ingin menjadi tongsis,
yang hanya menemani kebahagiaanmu, memotretkan diri ketika berada diatas.
Aku ingin menjadi tongsus,
yang menemani kesulitanmu, melangkahkan diri ketika berada dibawah.
Tidak, aku tak ingin menjadi tongkat narsis bagimu.
Aku ingin menjadi tongkat susah untukmu.
Bukan untuk menemanimu ketika berfoto selfie, melainkan menemanimu ketika berfoto yaasin....
Posted at 16:47h
in
Puisi
by admin
Picingkan saja matamu jikalau menatapku
Aku 'kan anggap kau blasteran indo-cina
Kerutkan saja dahimu jikalau melirikku
Aku 'kan anggap kau mulai tua bangka
Ciutkan saja hidungmu jikalau membauiku
Aku 'kan anggap inderamu kurang sempurna
Muntahkan saja, lewat rongga mulutmu
Muntahkanlah usus, paru, limpa, beserta organ vitalmu
Ucapkan saja, lewat rongga mulutmu
Ucapkanlah caci, maki,...
Posted at 07:43h
in
Puisi
by admin
Pabila, Penjaja Kata.
Pabila bintang dan bulan telah hilang dari anatomi malam
Pabila hangat telah hilang dari pijar matahari
Pabila hujan adalah derai air mata
Pabila pelangi hanya tinggal warna
Pabila senja tak sempat kukecup
Pabila fajar tak sempat kukecap
Pabila nafas telah hilang dari selaput paru
Ingatlah,
cinta 'kan selalu hadir bagai buih...
Posted at 13:57h
in
Puisi
by admin
Anda bukanlah dewa Siwa
Sekedar pujian 'tuk wujudkan keinginan
Anda bukanlah pangeran Arjuna
Sebusur panah runtuhkan belenggu tirani
Anda bukanlah pangeran Hatim
Sepucuk keberanian membakar dunia hitam
Anda bukanlah Jalal sang raja Akbar
Sepincuk birahi dapat menguasai tanah dan air manusia
Anda adalah Anda, diri Anda sendiri
Sejengkal waktu hidup berarti bagi kemakmuran dunia
Jayalah umat...
Posted at 13:25h
in
Puisi
by admin
Wahai malam sang samudera hitam
merajah gelap melalui keindahan
Izinkanlah kuarungi dirimu
bersama sapta cinta bernama bidadari
Gitar,
Lantunkan melodi penenang arusmu
Harmonika,
Alunkan harmoni irama gelombangmu
Pena,
Goreskan tinta pengecap auramu
Secarik kertas,
Abadikan kata penafsir rasamu
Kopi hitam,
Rebahkan raga penenang jiwamu
Iklim sendu,
Sejukan suasana pancarkan hangatmu
Bayangnya yang tampak nyata,
Hadirkan cinta pemanis perjalananku bersamamu, wahai malam
Bandung tjoret,...
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.