25 Feb Kala Uang Terjangkit Demam
Pemandangan yang tidak seperti biasanya disuguhkan oleh Pa Usep dari teras rumahnya, tidak ada sebatang rokok disela-sela jarinya, tidak ada segelas kopi di meja rotannya, dan tidak ada koran yang menyegarkan matanya dengan berita terbaru, beliau hanya terduduk pahit dikursinya rotannya. Mukanya terlihat kusut dan sangat tidak bergairah untuk memulai harinya, matanya pun terlihat sedih sambil menatapi motor yang sedang dia panaskan dihalaman rumahnya. Karena perasaan heran yang membara, aku pun lantas melancarkan serangan basa basiku kepada Pa Usep.
“Kenapa Pa? Ko tumben keliatan suntuk hari ini?”
Beliau tidak menyautku, lalu kukumandangkan namannya dengan agak keras, akhirnya dia menyautku.
“Eh de, engga apa-apa cuma ada sedikit kendala saja. Mau kemana de?”
“Mau beli kopi kewarung, kalo begitu saya tinggal dulu pa”
“Iya silahkan”
Aku pun meninggalkan Pa Usep yang kembali bermuram durja, memang aku tak tega tapi aku pun tak mungkin bisa membantu. Aku pun lekas membeli kopi ke warung, setibanya diwarung mulutku mengoceh meminta sebungkus kopi kepada penjaga warung dan tanganku pun asyik memilih camilan untuk menemani kopi tersebut.
Tiba-tiba aku mendengar sayup-sayup obrolan penjaga warung dengan seorang pembeli sedang menggosipkan Pa Usep, menurut informasi terselubung tersebut ternyata Pa Usep yang kukenal sebagai juragan ayam potong dikampung sedang terlilit utang dengan lintah darat, dia terpaksa meminjam uang karena ayam-ayam yang dia andalkan sebagai sumber penghasilan semuanya mati mendadak, motor kesayangannya pun menjadi jaminan atas hutangnya tersebut. Pantas saja perilakunya hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, ternyata penyebabnya adalah karena uang panas. Padahal biasanya apabila beberapa warga sangat membutuhkan uang, beliau selalu bisa membantu, karena dia selalu memiliki uang dingin untuk dipinjamkan. Aku pun berfikir ternyata uang juga mengalami panas dingin, ternyata demam menulari uang juga. Apakah mungkin uang adalah sebuah benda yang harus kita pelihara secara hati-hati keadaannya? walaupun secara rasional uang bukanlah benda hidup?
No Comments