17 Nov Julang Ngapak Kampung Adat Cirendeu
Pada tanggal 14-15 November 2014, kampung adat Cirendeu menyelenggarakan agenda tahunan yaitu Julang Ngapak Kampung Adat Cirendeu. Acara ini merupakan puncak perayaan nutup taun 1947 (Tutup tahun) dan ngemban taun 1 suro 1948 (Menyambut tahun baru), setelah sebelumnya diadakan acara Upacara Adat Satu Suro Kampung Adat Cirendeu.
Acara Julang Ngapak adalah sebuah bentuk rasa syukur dari masyarakat adat di kampung adat Cirendeu kepada sang maha kuasa, yang telah memberikan mereka keberkahan serta kesuburan dalam bercocok tanam yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat kampung adat Cirendeu.
Berbeda dengan Upacara Adat Satu Suro Kampung Adat Cirendeu yang berkonsepkan upacara adat yang sakral dan terkesan lebih private, karena menitik-beratkan pada kehidmatan saat mereka memanjatkan doa pada sang maha kuasa. Acara Julang Ngapak berlangsung lebih interaktif dan meriah serupa acara perayaan pada umumnya, karena disajikan juga hiburan-hiburan seni tradisional sunda dalam rangkaian acaranya.
Pertunjukan wayang golek dan rampak sekar, menjadi beberapa bentuk hiburan seni tradisional sunda yang ditampilkan dalam acara Julang Ngapak Kampung Adat Cirendeu. Selain itu ada juga pertunjukan lain yang dapat menyita perhatian, salah satunya permainan tradisional anak-anak di tanah pasundan yaitu Oray-Orayan sembari diiringi dengan alunan angklung indung.
Beberapa hal menarik lain adalah ditinjau dari segi dekorasi. Di sepanjang gang kecil dari pintu masuk utama kampung adat Cirendeu menuju ke Bale Sarasehan tempat dilaksanakannya acara, hampir di setiap sudut gang dihiasi dengan bendera beraneka warna serta pohon pisang yang dipajang beserta buahnya.
Untuk dekorasi di Bale Sarasehan, tempat utama pelaksanaan acara Julang Ngapak, dekorasi terlihat lebih menarik. Salah satu bale kecil dijadikan tempat menyimpan berbagai macam hasil bumi Cirendeu, dan pada tiang-tiang pilar tempat acara dihiasi pula oleh hasil bumi yang disusun berdasarkan tempat buahnya tumbuh.
Singkong memang tidak akan lepas sebagai salah satu produk unggulan dari kampung adat Cirendeu, dalam acara ini pun telah dipersiapkan berbagai macam olahan makanan berbahan dasar singkong yang akan disajikan untuk semua orang yang hadir dalam acara Julang Ngapak di kampung adat Cirendeu.
Acara ini turut dihadiri oleh walikota Cimahi, Hj. Atty Suharti Tochija, SE. Serta dihadiri pula oleh pangeran Jati Kusumah dari daerah pusat sunda wiwitan di Cigugur, Kuningan. Hal ini menjadi salah satu langkah baik dalam peran serta masyarakat adat Cirendeu dalam mengembangkan potensi-potensi kampung adat mereka agar dapat terus lestari mengembang nilai-nilai budaya tradisi.
Di luar itu semua, acara ini juga menjadi ladang rezeki juga bagi masyarakat sekitar yang tidak masuk keadatan Cirendeu serta masyarakat luar Cirendeu untuk menjajakan dagangan-dagangan yang bervariasi, baik berupa barang maupun jasa. Bahkan penulis jumpai salah satu spot yang menjajakan jasa temporary tatto saat berkunjung ke Cirendeu.
Jika dilihat dari kacamata budaya yang awam, memang beberapa penjual yang hadir di acara ini merusak citarasa suasana sebuah acara adat, dan malah akan terasa seperti hadir di pasar minggu saja. Namun jika ditinjau lebih rinci kejadian ini menjadi sah-sah saja, karena pada dasarnya berbagi pada sesama adalah bentuk kekayaan budaya watak bangsa Indonesia.
katamiqhnur.com
Posted at 13:11h, 18 Novembertradisinya mantep yaa..
salam kenal yaa, jangan lupa untuk mampir balik ke –> katamiqhnur.com
nggak bakalan rugi deh pokoknya..
Sandra Nurdiansyah
Posted at 03:38h, 25 NovemberTerima kasih, oke siap. 😉