09 Dec FUNancial Talkshow Memberikan Ilmu Finansial Yang Kamu Mau
Menjalani bisnis yang berdasarkan pada hobi memang mengasyikan, saya sebagai orang yang menyukai dunia digital dan memiliki ketertarikan lebih terhadap dunia marketing, saat ini kebetulan saya sedang merintis bisnis di bidang jasa digital marketing.
Saya memulai bisnis ini tanpa modal yang besar, hanya bermodalkan pengalaman serta relasi saya memulai bisnis jasa pengelolaan sosial media yang hingga saat ini sudah menginjak tahun ketiga. Omset di tahun pertama dan kedua memang cukup ‘menggiurkan’ lah, saya bisa membiayai pernikahan dari bisnis yang saya lakukan dan sanggup menggaji diri sendiri, istri dan 1 orang desainer juga.
Pada tahun ketiga ini saya mencoba membesarkan bisnis saya, dengan bekerjasama dengan teman kuliah yang memiliki visi bisnis yang sama. Banyak hal yang saya perbaiki di tahun ketiga ini, salah satunya ialah manajemen finansial.
Bila di dua tahun sebelumnya pencatatan keuangan itu cuma dari masuknya uang, sekarang sih lebih detail bahkan sampai uang keluar pun harus jelas sampai pada reporting-nya. Ya maklum lah, kalau dulu uang project ya uang pribadi, engga pernah terpikir untuk memisahkan atau menyisihak karena merasa ini hasil kerja kita.
Walaupun sudah memiliki tim akunting dan finansial, saya sendiri kadang masih suka kecolongan dalam manajemen finansial, terutama untuk keuangan pribadi. Kadang sering lupa untuk menyisihkan uang, terutama untuk simpanan di masa depan.
Beruntung banget bisa dapet kesempatan emas hadir di acara FUNancial Talkshow #YangKamuMau pada hari Sabtu, 7 Desember 2019 di Upnormal Coffee Roaster Cihampelas Bandung. Acara ini diselenggarakan oleh salah satu perusahaan pembiayaan terbaik di Indonesia, Home Credit. Apa aja poin nya? Pokoknya acara yang bertajuk “Start-Up Smart: Financial Tips for Turning Your Hobby Into A Business” ini bener-bener memberikan apa yang aku mau banget, sih.
Di acara ini didatangkan dua pembicara keren di antaranya Dipa Andika (Co Founder Haha Corp) dan Mohamad Takdis (Owner Whatravel), mereka berdua sharing mengenai dunia finansial dengan keren berdasarkan sudut pandangnya masing-masing.
Takdis, bercerita secara asyik mengenai bagaimana mengawali kisahnya sebagai anak pecinta traveling, mengawali bisnis dari produk-produk traveling hingga kini memiliki bisnis travel yang mampu membiayai hidupnya. Begitu pun Dipa, bisa dibilang dia sudah begitu ‘asik’ membawakan materi mengenai finansial.
Dipa sukses membuat saya tergerak untuk segera merencanakan keuangan untuk membiayai pendidikan anak saya kelak. Kebetulan saya sudah punya satu anak, dari awal lahir sampai sekarang berusia 6 bulan saya belum sempat terpikir untuk menyiapkan biayanya sekolah.
Tapi Dipa di acara ini berbicara simple namun kena banget, dia bilang “Sekolah anak itu kan sebenarnya sudah bisa direncanakan sejak dari pertama pasangan berada di kamar bareng, kan?‘, bener banget dong apa yang dia sampaikan. Hal sesimpel ini kadang emang suka kelupain sih, pokonya thanks gede buat mas Dipa udah ngasih pencerahan terbaik deh di acara ini. Tabik!
Kenapa sih harus dipikirin dari jauh hari? Ya tentu karena adanya inflasi, hal ini nyata dan bukan sekadar rekayasa lho. Kata Dipa juga, ya biaya sekolah anak dari tahun ke tahun naik terus, emang ada yang turun? Hampir gak ada atau bahkan enggak ada sama sekali, maka dari itu finansial plan yang dibuat pun harus berdasarkan nilai inflasi yang akan terjadi di kemudian hari.
Hematnya yang saya dapet sih tiap tahun itu kenaikan sekitar 10%, bila anak saya akan sekolah 7 tahun lagi ya kenaikannya akan sekitar 70%-an dari harga sekarang. Nah, nilai total dari kenaikan 70% itulah yang kita bagi 84 bulan, lalu alokasikan nilai yang sesuai untuk biaya tersebut.
Tidak cuma untuk biaya anak sekolah, hal ini juga berlaku untuk kebutuhan atau keinginan kita. Tarolah misalnya kita ingin membeli rumah atau liburan dengan cara menabung, cara yang dilakukan pun sama dengan hitungan sederhana tadi. Bagaimana, kamu mau mencoba untuk apa? Kalau saya sih jelas untuk semua perencanaan finansial pribadi saya untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Kalau jangka pendek dan menengah sih mungkin akan ada kaitannya dengan Home Credit Indonesia nih, sebagai perusahaan pembiayaan berbasis teknologi. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang kebetulan ranah kerjanya sama di bidang teknologi, ya semoga deh bisa jadi lebih berkembang lagi. Kalau target jangka panjang sih banyak, pokoknya sampai punya dua villa di Bali. Aamiin 😀
No Comments