26 Nov Eksplorasyik Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur
Eksplorasyik Situs Megalith Gunung Padang Cianjur. Mendengar nama “Padang”, tentu yang pertama terbesit di dalam pikiran kita adalah makan rendang di rumah makan Padang. Atau, bisa juga membayangkan sedang berada di tukang photocopy, bisnis populer pilihan kedua yang sering digeluti orang Padang.
Lantas, apa yang akan terbesit dalam pikiran kita saat mendengar nama Gunung Padang? Bagi yang jarang main game Duel Otak, mungkin akan berpendapat bahwa gunung tersebut merupakan salah satu gunung di Sumatera Barat. Tapi kenyataannya gunung tersebut berada di pulau Jawa, tepatnya di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Mengapa gunung ini dinamakan dengan nama gunung “Padang”? Mari kita cari tahu!
Menurut Ahmad Samantho, penulis buku “Peradaban Atlantis Nusantara” bahwa asal usul nama Gunung Padang berasal dari beberapa suku kata serapan:
– Pa = Tempat
– Da = Besar / Gede / Agung / Raya
– Hyang = Eyang / Moyang / Biyang / Leluhur Agung
Jadi arti kata “Padang” itu adalah Tempat Agung Untuk Para Leluhur atau bisa juga bermakna Tempat Para Leluhur Agung. Penjelasan tersebut diambil dari blog http://duniakaomao.blogspot.co.id/. Mau tahu lebih banyak mengenai Gunung Padang? Silakan cari di Wikipedia aja, ya. Hehehe ….
Nah, bagi yang mau mengetahui tentang “eksplorasyik” alias eksplorasi yang asyik-asyik di Gunung Padang, silakan baca postingan ini sampai beres, ya. 😉
Baca juga : Eksplorasyik Geopark Ciletuh
Prolog Perjalanan
Plesiran di kota beras, Cianjur, kurang lengkap kalau belum mengunjungi tempat favorit di mata manusia maupun mata kamera: Gunung Padang. Gunung Padang berjarak kurang-lebih 50 kilometer dari pusat kota Cianjur. Bagi yang mau berkunjung ke sana, silakan telusuri saja Jalan Raya Cianjur-Sukabumi sampai ke daerah Warungkondang.
Nanti kamu akan menemukan pertigaan jalan dengan plang bertuliskan “Gunung Padang” belok ke kiri. Setelah menemukan pertigaan tersebut, kamu masih harus melakukan perjalanan yang cukup jauh selama 45 menit – 1 jam menuju ke lokasi parkir Gunung Padang.
Transportasi
Sudah sampai di parkiran Gunung Padang? Jangan senang dulu, karena kamu masih harus melakukan perjalanan lagi, bedanya sekarang kendaraannya adalah kakimu sendiri. Apalagi bagi yang membawa kendaraan roda empat atau lebih, kamu harus jalan kaki lebih jauh daripada para pengendara kuda besi yang bisa memarkirkan kendaraanya di depan pintu masuk ke Gunung Padang.
Tapi jangan cemas, kalau kamu capek bisa sewa ojek juga untuk sampai ke depan pintu masuknya, kok. Tapi pake ojek di pangkalan setempat, bukan pakai Go-Jek. :v
Akses dan Fasilitas di Gunung Padang
Sudah sampai di pintu masuk Gunung Padang? Jangan senang dulu, karena kamu masih harus bayar tiket masuk dan menaiki tangga menuju ke situs megalitikum yang terdapat di Gunung Padang. Tiket masuknya murah kok, cuma 4000 rupiah saja per orang.
Untuk tangga menuju situs megalitikum Gunung Padang memiliki dua jalur pilihan, ada tangga yang terjal tapi cepat sampai dan ada tangga yang cukup santai tapi agak sedikit lebih jauh. Pilihlah jalur yang sesuai selera, juga kemampuan fisik, dan mentalmu, ya. Jangan terlalu memaksakan diri hanya untuk segera berfoto selfie. 😉
Sebelum menaiki jalur tangga, kamu juga akan menemukan sebuah sumur yang konon dahulu digunakan oleh para sesepuh untuk membersihkan diri sebelum memasuki kawasan situs megalitikum Gunung Padang. Berhubung ajaran Islam sudah memberikan pencerahan kepada warga sekitar, sarana pembersihan diri tersebut kini telah dialih-fungsikan ke masjid yang berada tak jauh dari sumur tersebut.
Dan, sumur itu pun kini hanya difungsikan sebagai lokasi historis yang disisipi kotak amal masjid, entah mengapa dan entah untuk apa. Mungkin hanya pengelola dan Tuhan-lah yang tahu. Hehe …
Tak berapa lama setelah mendaki tanga-tangga tersebut, kita akan segera menikmati susunan-susunan bebatuan yang terhampar di puncak Gunung Padang. Jangan heran apabila kamu melihat sangat banyak plang berisi kalimat larangan yang dipasang di berbagai sudut. Hal ini merupakan salah satu upaya pelestarian situs yang disinyalir memiliki umur lebih tua dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir.
Apalagi di era media sosial dan menjamurnya virus selfie di dunia, khususnya di Indonesia, animo masyarakat untuk mengunjungi gunung padang semakin melonjak. Tak pelak, aturan yang super-duper ketat dan tersebar merata di seluruh area situs pun menjadi salah satu hal mutlak yang harus ada untuk membatasi gerak-gerik pengunjung di area situs megalitikum Gunung Padang.
Sayangnya, selain memberikan keuntungan kepada pihak pengelola dan warga sekitar, intensitas pengunjung situs Gunung Padang yang cukup banyak ada kerugiannya juga, lho. Mau tahu apa kerugiannya? Kita akan semakin sulit menemukan spot foto terbaik di Gunung Padang, karena biasanya spot-spot foto yang keren sudah ditempati oleh orang lain. Hikss …
Tapi, intinya sih, kita harus dan wajib sabar aja kalau mau hasil foto yang menghasilkan banyak like-nya. Hahaha …
Oh iya, di area situs, kita dapat dengan mudah mengenali pengelola situs Gunung Padang dengan melihat pakaian yang mereka gunakan. Pangsi, baju tradisional sunda, merupakan seragam yang mereka gunakan dan dipadu-padankan dengan iket sunda. Bagi yang ingin tahu seluk-beluk dan sejarah dari situs Gunung Padang, para pengelola tersebut sangat terbuka untuk berbagi, kok.
Kuliner
Untuk sajian kuliner di situs Gunung Padang, dengan mudah kita akan menemukan para penjaja makanan di depan gerbang maupun di pinggiran area puncak situs Gunung Padang. Nah, rujak sepertinya menjadi salah satu kuliner khas di situs Gunung Padang. Hal ini dikarenakan para penjual rujak cukup banyak mendominasi, terutama di pinggiran area puncak situs Gunung Padang.
Baca juga : Mencicipi Gurih dan Lezatnya Lontong Garasi
Tenang, harganya murah, kok. Hanya dengan 5 ribu rupiah kita sudah bisa menikmati rujak sambil menikmati sensasi alam situs megalitikum Gunung Padang. Bahkan, para penjual rujaknya pun peka dengan kondisi kita, lho. Biasanya kalau para pembelinya ada yang kepedesan, sang penjual rujak sudah mempersiapkan buah-buahan segar untuk menghalau rasa pedas tersebut. Cobain deh rasakan citarasa rujak dan juga kepekaan para penjualnya, dijamin mantap. Hahaha …
Pesan
Ya, begitulah sedikit kisah dari eksplorasyik di Situs Megalitikum Gunung Padang yang terletak di Cianjur, Jawa Barat. Semoga bermanfaat bagi yang membaca, dan semoga kamu juga bisa menginjakkan kakimu juga di Gunung Padang. 🙂
Penjaja Kata
No Comments