12 Dec Berantas Korupsi Lewat Film Edukasi Anti-Korupsi
Berantas Korupsi Lewat Film Edukasi Anti-Korupsi. Film merupakan media yang memiliki penertrasi yang kuat dalam “menyabotase” pikiran masyarakat. Melalui film juga, masyarakat dapat dikendalikan perasaannya terhadap suatu hal yang ditayangkan dalam film tersebut. Misalnya, penonton akan dibuat menangis tersedu-sedan setelah menonton film romantis, atau penonton akan tertawa terbahak-bahak setelah menonton film komedi.
Namun, film yang mampu menyabotase pikiran dan mengendalikan perasaan, haruslah dikelola dengan bijak. Jangan hanya karena mengejar popularitas dan uang semata, kita malah memberikan tayangan yang tidak berkualitas dan berpotensi untuk merusak generasi penerus bangsa.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), selaku organisasi yang aktif memberantas korupsi di Indonesia, pun menggunakan jalur film untuk mengedukasi masyarakat terhadap bahaya korupsi. Berbagai karya film pun telah dilahirkan, karya-karya film yang memiliki edukasi anti-korupsi tersebut lahir dari rahim kreativitas anak muda Indonesia.
Anto-Corruption Film Festival, merupakan wadah yang dibuat oleh KPK untuk menjaring karya-karya film anak semua bangsa Indonesia. Di tahun 2015, ACF Fest sudah menginjak tahun ke-3 dan memiliki peningkatan yang signifikan, terutama dari jumlah partisipan yang mengalami peningkatan.
Johan Budi, PLT Ketua KPK, dalam acara Malam Penganugerahan ACFFest 2015 di Bandung, menyatakan bahwa ACF Fest merupakan bentuk kampanye dan sosialiasi untuk peduli dengan bahaya dari korupsi, juga untuk mengajak publik peduli dengan tema film yang berkaitan dengan anti-korupsi. Hal serupa pun diamini oleh Ari Nugroho yang merupakan Inisiator dan Ketua Penyelenggara ACFFest 2015. Ia pun mengajak kepada seluruh anak muda Indonesia untuk berperang melawan korupsi melalui media film.
Johan Budi dan Ari Nugroho pun menambahkan, khususnya kepada para awak media yang meliput kegiatan Malam Penganugerahan ACFFest 2015 di New Majestic Braga, Bandung, untuk memberikan porsi yang sesuai terhadap hal-hal yang berkaitan dengan edukasi anti-korupsi. Sudah bukan rahasia umum lagi, jika berita tentang korupsi yang ter-expose lebih banyak mengenai kriminalisme dibandingkan dengan sisi edukasi untuk mengurangi korupsi-nya.
Sebuah seruan yang dilakukan melalui film yang digagas KPK, memanglah bukan sebuah solusi cepat yang dapat menghentikan keganasan korupsi di Indonesia. Bukan dalam hitungan bulan atau tahun, tetapi dalam hitungan generasi. Walaupun begitu, beberapa pihak sangat mendukung inovasi yang telah digaungkan oleh KPK melalui media film, salah satunya adalah Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat. Beliau memberikan apresiasi dan berbagi pemahamannya mengenai film dalam pidato pembukaan di acara Malam Penganugerahan ACF Fest 2015.
Beliau sempat bercerita mengenai film Rambo, film ini merupakan film populer yang dapat melejitkan rasa patriotisme warga Amerika. Padahal, film Rambo memutar-balikkan fakta sejarah peperangan antara Amerika dengan Vietnam. Sehebat inilah film dapat mengubah pemikiran dan perasaan masyarakat, semoga “kehebatan” dari film juga dapat menunjukkan tajinya dalam memberantas korupsi sejak dini.
Let’s Talk About ACF Fest 2015
ACF Fest 2015 memperlombakan delapan kategori film, di antaranya: Film Fiksi Pelajar, Film Fiksi Umum, Film Dokumenter Pelajar, Film Dokumenter Umum, Film Animasi, Video Citizen Journalism, Iklan Layanan Masyarakat, dan Bikin Film Bareng KPK. Namun untuk kategori Film Dokumenter Umum ditiadakan, karena nilai edukasi-nya belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berbagai karya anak bangsa dari 13 kota, jumlahnya pun mencapai ratusan. Dari ratusan karya tersebut, muncul beberapa nominasi dari setiap kategori, karya dari para nominator pun mendapat kesempatan untuk ditayangkan di gedung Sabuga pada hari Kamis (10/12/15), dalam rangkaian acara ACF Fest 2015 yang diselenggarakan di Bandung. Mereka pun mendapatkan kesempatan untuk gathering bersama Pimpinan KPK.
Pada hari selanjutnya, pada acara Malam Penganugerahan ACF Fest 2015 di gedung New Majestic Braga, dipilih para pemenang dari setiap kategori film yang dilombakan. Film yang menjadi pemenang dari setiap kategori dipilih oleh para juri yang sudah punya nama di bidang film. Adapun para pemenangnya ada di bawah ini:
- Film Fiksi Pelajar dimenangkan oleh film berjudul Nilep (Mengutil) dari Yogyakarta, disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo.
- Film Fiksi Umum dimenangkan oleh film berjudul Nyumbang dari Yogyakarta, disutradarai oleh Rahma Nurlida Sari.
- Film Dokumenter Pelajar dimenangkan oleh film berjudul Di Balik Kilang dari Padang, disutradarai oleh Genggam Arsuma dan Nadya Laras Ayu.
- Film Animasi dimenangkan oleh film berjudul Race dari Jakarta, disutradarai oleh Oktodia Mardoko dan Haryadhi.
- Video Citizen Journalism dimenangkan oleh video berjudul Aksi Protes Mancing di Tengah Jalan dari Solo, disutradarai oleh Is Arianto.
- Iklan Layanan Masyarakat dimenangkan oleh iklan berjudul Kebocoran Aliran Dana dari Yogyakarta, disutradarai oleh Wahyu Utami Wati.
- Bikin Film Bareng KPK dimenangkan oleh film berjudul Tinuk dari Malang, disutradarai oleh Aprilingga R. Dani.
- Film Favorit Juri dimenangkan oleh film berjudul J(M)ujur dan Nilep (Mengutil).
Macbook Pro, I-Mac, dan Kamera Profesional Canon 70D merupakan beberapa jenis hadiah yang dimenangkan oleh para nominator yang berhasil menjadi pemenang di setiap kategori. Sayangnya, Bandung sendiri yang menjadi tuan rumah untuk perayaan Hari Anti-Korupsi, masih belum bisa menempatkan karya film barudak Bandung sebagai pemenang di berbagai kategori film di ACF Fest 2015.
Walaupun begitu, semoga saja dengan dipilihnya Bandung sebagai tuan rumah penyelenggaraan ACF Fest 2015, kota kreatif-nya Indonesia ini bisa terpilih juga menjadi kota yang bebas korupsi di kemudian hari. Aaamiin. 🙂
Penjaja Kata
Muhammad Irsyad
Posted at 17:42h, 12 DecemberKita harus mendukung upaya pendidikan anti korupsi dari berbagai elemen kehidupan. dan cara seperti melalui film ini patut kita apresiasi.. 🙂
satu hal yg harus kita kritisi, yaitu kita harus melawan setiap upaya pengkebirian KPK lewat berbagai macam cara! Kita tidak mau kepanjangan KPK berubah menjadi Komisi Pencegahan Korupsi, bukan? 😉
penjajakata
Posted at 19:36h, 12 DecemberHahaha, emang ya korupsi enggak kayak penyakit yang lebih baik dicegah sebelum diobati. Harus kayak hama yang mesti dibinasakan sedari dini. 🙂
Samuelp
Posted at 16:18h, 13 DecemberKorupsi itu kopi, sarung, peci, siskamling. :v
Raja Blackwhite
Posted at 14:12h, 14 Decembermantap bro…#AyoJujurBarengan
penjajakata
Posted at 23:40h, 15 DecemberSiap! #AyoJujurBarengan *maininangklung
eka fikry
Posted at 17:28h, 14 Decemberwah keren ya, semakin ramai film ttg korupsi,smg semakin menyadarkan orang akan dampak buruknya korupsi, keluarga pun ikut maluuhh.. :))
Bte, smg revisi RUU KPK oleh DPR yg akan melemahkan dan membatasi KPK, tak berlanjut..:))
penjajakata
Posted at 23:39h, 15 DecemberKPK sudah menjadi bagian dari rakyat kok, RUU KPK yang dibentuk DPR rasanya hanya akan menjadi agenda rapat belaka. 😀