10 Jun Belatung
Halo bung, perkenalkan aku Belatung. Kau sudah kenal aku? Ya tentu sudah tahu, aku selalu hidup dalam bangkai makhluk hidup, aku hidup dari mereka yang sudah tidak hidup. Tragiskah hidupku, bung? Atau engkau anggap aku keji? Apapun yang engkau nilai, apapun yang engkau analisa dari kehidupanku itu adalah penilaian dirimu. Tentu engkau memiliki pemikiran bukan? Jelas apa yang engkau pikirkan akan berbeda dengan orang yang disana, yang sedang berhadapan dengan layar elektronik dan menguping pembicaraan kita dalam cerita ini.
Mungkin engkau bertanya-tanya, apa gerangan maksud dari pertanyaanku. Jujur aku hanya bertanya perihal instuisi dalam dirimu, untuk dapat mengartikan berbagai hal yang ada di dunia. Baik dan buruk itu relatif, benarkah? Aku tak tahu pasti, yang aku tahu hanyalah makan, kawin, dan mati. Pasti engkau tidak akan mengerti, benar? Memang cerita ini bukan untuk dimengerti, apalagi untuk dipahami.
Aku hanya bercerita tentang kehidupan, kehidupanku dan dirimu, mungkin dia yang masih saja menguping pembicaraan kita ini. Aku hanya ingin mengatakan, aku iri terhadap kehidupan sejenismu, aku iri atas apa yang engkau bisa lakukan dengan akal pikiran dan bakal perasaan. Namun aku pun merasakan kasihan terhadap dirimu dan sejenismu, masih banyak diantara kalian yang berbuat sama halnnya dengan yang aku perbuat, tidak malukah kalian sebagai makhluk sempurna? tidak malukah kalian kepada tuhan?
Aku hanya sekedar mengingatkan, bung. Aku bukan guru, filsuf, maupun sejenis lainnya yang dapat memberikan pencerahan diri. Aku hanyalah binatang naif, yang hanya bisa mengritik tanpa tendensi yang jelas. Semoga engkau tidak merasa tersinggung, bung. Tapi pasti cerita ini akan mengganggumu ibarat bau sigung.
Maaf hanya sebuah cerita kotor yang terbesit dalam pikiran yang telah terkotori, oleh beban hidup.
Nouerdyn
No Comments