27 Nov Belajar Sufi via Komik Sufi Rumi
Perpaduan antara syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat memunculkan sebuah ajaran yang menghadirkan rona-rona kehidupan yang indah. Sufisme, ajaran yang menitikberatkan kepada cinta ilahi, kasih pada sesama makhluk, mengenali diri sendiri, dan membersihkan hati dari ego. Mempelajari ilmu sufi memang bukan sebuah pelajaran yang mudah, hampir jarang ditemukan buku-buku yang menyajikan kata-kata yang mudah dicerna dalam mengajarkan ajaran sufi.
Akan tetapi di tahun 2014, Penerbit Mizan meluncurkan komik yang mengangkat topik utama mengenai sufisme, khususnya yang diajarkan oleh Jalaluddin Rumi. Komik Sufi Rumi, sebuah komik inspiratif hasil buah tangan Andityas Praba (Penulis) dan Rizki Goni (Komikus). Komik sufi Rumi diharapkan dapat meramaikan dunia komik di Indonesia, khususnya komik Islam.
Jalaluddin Rumi, acap kali dipanggil Rumi, tokoh sufi yang menyajikan ajaran-ajarannya melalui lantunan-lantunan puisi yang indah. Apakah jadinya apabila lantunan-lantunan indah puisi Rumi disajikan dalam konsep komik? Sudah tentu akan sangat menarik dan lebih mudah untuk dipahami pembaca, bahkan untuk anak-anak sekalipun.
Namun memang bagi anak-anak, esensi pesan yang disampaikan dalam komik sufi Rumi tidak akan seutuhnya mudah untuk dipahami apalagi diamalkan. Tetapi apabila diarahkan dengan baik oleh orangtua, insya Allah komik sufi Rumi dapat menjadi bahan ajar yang sangat baik dan berguna bagi masa kini serta masa depan anak-anak, para calon penerus bangsa.
Dalam komik sufi Rumi, disajikan kisah-kisah beserta hikmahnya yang dapat mencerahkan hati para pembaca. Apalagi kisah yang disajikan sangat berkaitan erat dengan berbagai persoalan kehidupan sosial manusia. Gaya penuturan kata yang ringan disertai penokohan karakter-karakter yang easy catching, membuat komik sufi Rumi memunculkan daya imajinatif bagi pembacanya. Sehingga untuk memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam komik sufi Rumi ini akan lebih mudah.
Salah satu kisahnya adalah mengenai cara belajar yang benar. Untuk memelajari teori, keterampilan, dan ilmu ruhani memiliki cara yang berbeda-beda. Jika ingin belajar teori, maka temuilah cendekiawan dan berdiskusilah karena proses pembelajaran berjalan melalui lisan. Jika ingin belajar keterampilan, maka harus mempraktikannya dan cara memahaminya adalah melalui tangan. Jika ingin belajar ruhani, maka ikutilah seorang guru ruhani.
Diskusi, membaca kitab, dan melakukan berbagai ritual, tidak akan banyak membantu. Hal ini dikarenakan hati menerima dari hati lain yang telah mengetahui. Ilmu ruhani hanya dapat kita pelajari dari teladan akhlak dan bimbingan seorang guru yang shaleh.
Masih banyak kisah dan hikmah inspiratif lainnya yang disajikan dengan tutur bahasa dan penokohan yang menarik, insya Allah akan sangat banyak pengetahuan dan pemahaman baru dalam ajaran sufi dari Jalaluddin Rumi setelah Anda membaca Komik Sufi Rumi.
Penjaja Kata
Dini
Posted at 16:00h, 01 DecemberMenarik, nih. 🙂
Penjaja Kata
Posted at 01:55h, 12 DecemberIya menarik loh, alhamdulillah aku baca gratis. :v
Dini
Posted at 12:03h, 12 DecemberAsyiknya gratis. 😀
DI perpustakaan kah?
Penjaja Kata
Posted at 23:44h, 13 DecemberAku kebetulan lagi freelance jadi publisis buku di penerbitnya. Hehe 😀
Dini
Posted at 01:53h, 14 DecemberWaw keren. 🙂