Puisi Cinta Tag
Home > Posts tagged "Puisi Cinta" (Page 2)
Posted at 07:43h
in
Puisi
by admin
Pabila, Penjaja Kata.
Pabila bintang dan bulan telah hilang dari anatomi malam
Pabila hangat telah hilang dari pijar matahari
Pabila hujan adalah derai air mata
Pabila pelangi hanya tinggal warna
Pabila senja tak sempat kukecup
Pabila fajar tak sempat kukecap
Pabila nafas telah hilang dari selaput paru
Ingatlah,
cinta 'kan selalu hadir bagai buih...
Posted at 13:25h
in
Puisi
by admin
Wahai malam sang samudera hitam
merajah gelap melalui keindahan
Izinkanlah kuarungi dirimu
bersama sapta cinta bernama bidadari
Gitar,
Lantunkan melodi penenang arusmu
Harmonika,
Alunkan harmoni irama gelombangmu
Pena,
Goreskan tinta pengecap auramu
Secarik kertas,
Abadikan kata penafsir rasamu
Kopi hitam,
Rebahkan raga penenang jiwamu
Iklim sendu,
Sejukan suasana pancarkan hangatmu
Bayangnya yang tampak nyata,
Hadirkan cinta pemanis perjalananku bersamamu, wahai malam
Bandung tjoret,...
Posted at 14:18h
in
Puisi
by admin
Antara waktu tersisihnya fajar
Lalu timbul bercak-bercak mentari
Janji bukan sekedar kabar siar
Nantikanlah, aku datang esok hari
Hadirku 'kan ditemani langkah seribu
Hadirku 'kan ditemani citra kalbu
Lihatlah dengan sepasang mata
Sang postulat penyambung jiwa
Esok, kuhadirkan idiosinkrasi
yang tak kan mudah engkau mengerti
Esok, kububuhkan melankoli
yang tak kan engkau pahami, jika kau nilai...
Posted at 13:48h
in
Puisi
by admin
Tunggu aku disana,
antara tapal kota dan muka desa
Tunggu aku kesana,
antara waktu terbenamnya senja
Jangan sampai lupa,
apalagi kau coba melupakan
Jangan sampai khilaf,
apalagi sampai mengkhilafkan
Di batas kota,
aku 'kan datang bersama riuh urbanisasi
yang tergoda janji manis pusarannya
yang digoda senyum manis bandar bahaya
Di batas desa,
aku lepaskan harap cemas ayah dan...
Posted at 13:03h
in
Puisi
by admin
Garis-garismu kini nampak pudar,
ditetesi hujan, diolesi badai.
Bahkan, mentari seakan menjauhi
bagai tak sudi membiaskan cahayanya
Dirimu manunggal,
dalam warna suci sang cahaya
Hilanglah sapta warna,
sosokmu bagai tinggal mitos
Kembalilah, kembalilah
tanpamu tiada yang indah
Kembalikan, kembalikan
senyuman mega yang cerah
Guratkan senyum untuk dunia, duhai pelangi tua
Bandung tjoret, 13-07-14.
Nouerdyn
...
Posted at 14:46h
in
Puisi
by admin
Rebahkanlah, Penjaja Kata.
Rebahkan saja diatas bantalan pundakku
Biarkan tulang pipimu menyangkut di bahu
Nyamankanlah, bersandarlah dengan nyenyak
Terlelaplah, jikalau kantuk sudah meluap dalam benak
Izinkan aku mengelus lurus halus rambutmu
Yang hitam indah nan bergelombang laut batu hiu
Izinkan aku mengecup redup sayup matamu
Yang bersinar memancarkan senja gunung Semeru
Biarkan saja mereka...
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.