Puisi Cinta - Page 2 of 6 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,tag,tag-puisi-cinta,tag-646,paged-2,tag-paged-2,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Puisi Cinta Tag

Pabila, Penjaja Kata. Pabila bintang dan bulan telah hilang dari anatomi malam Pabila hangat telah hilang dari pijar matahari Pabila hujan adalah derai air mata Pabila pelangi hanya tinggal warna Pabila senja tak sempat kukecup Pabila fajar tak sempat kukecap Pabila nafas telah hilang dari selaput paru Ingatlah, cinta  'kan selalu hadir bagai buih...

Wahai malam sang samudera hitam merajah gelap melalui keindahan Izinkanlah kuarungi dirimu bersama sapta cinta bernama bidadari Gitar, Lantunkan melodi penenang arusmu Harmonika, Alunkan harmoni irama gelombangmu Pena, Goreskan tinta pengecap auramu Secarik kertas, Abadikan kata penafsir rasamu Kopi hitam, Rebahkan raga penenang jiwamu Iklim sendu, Sejukan suasana pancarkan hangatmu Bayangnya yang tampak nyata, Hadirkan cinta pemanis perjalananku bersamamu, wahai malam   Bandung tjoret,...

Antara waktu tersisihnya fajar Lalu timbul bercak-bercak mentari Janji bukan sekedar kabar siar Nantikanlah, aku datang esok hari Hadirku 'kan ditemani langkah seribu Hadirku 'kan ditemani citra kalbu Lihatlah dengan sepasang mata Sang postulat penyambung  jiwa Esok, kuhadirkan idiosinkrasi yang tak kan mudah engkau mengerti Esok, kububuhkan melankoli yang tak kan engkau pahami, jika kau nilai...

Tunggu aku disana, antara tapal kota dan muka desa Tunggu aku kesana, antara waktu terbenamnya senja Jangan sampai lupa, apalagi kau coba melupakan Jangan sampai khilaf, apalagi sampai mengkhilafkan Di batas kota, aku 'kan datang bersama riuh urbanisasi yang tergoda janji manis pusarannya yang digoda senyum manis bandar bahaya Di batas desa, aku lepaskan harap cemas ayah dan...

Garis-garismu kini nampak pudar, ditetesi hujan, diolesi badai. Bahkan, mentari seakan menjauhi bagai tak sudi membiaskan cahayanya Dirimu manunggal, dalam warna suci sang cahaya Hilanglah sapta warna, sosokmu bagai tinggal mitos Kembalilah, kembalilah tanpamu tiada yang indah Kembalikan, kembalikan senyuman mega yang cerah Guratkan senyum untuk dunia, duhai pelangi tua Bandung tjoret, 13-07-14. Nouerdyn  ...

Rebahkanlah, Penjaja Kata. Rebahkan saja diatas bantalan pundakku Biarkan tulang pipimu menyangkut di bahu Nyamankanlah, bersandarlah dengan nyenyak Terlelaplah, jikalau kantuk sudah meluap dalam benak Izinkan aku mengelus lurus halus rambutmu Yang hitam indah nan bergelombang laut batu hiu Izinkan aku mengecup redup sayup matamu Yang bersinar memancarkan senja gunung Semeru Biarkan saja mereka...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.