Penjaja Kata - Page 29 of 53 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,tag,tag-penjaja-kata,tag-594,paged-29,tag-paged-29,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Penjaja Kata Tag

Ada cabai di atas bala-bala Ada cabai di balik gurilem Badan lunglai tak bertenaga Mata merekat bagai di lem Kelapa muda alias dawegan Wanita muda alias perawan Hidung ditusuk bau makanan Mulut ditusuk bentuk makanan Patimura gagah gunakan parang Pa'le Mura  gigih gunakan sarung Makan terus sampai kenyang Minum terus sampai kembung Pegawai pabrik kerja lembur Pegawai negri...

Si Amang, Penjaja Kata. Si Amang pergi ke pasar Beli pisang cuma seikat Hidup harus ikhlas dan sabar Agar selamat dunia akhirat Si Amang pergi naik motor Keliling kota amat bahagia Hidup bersih jangan kotor Agar sehat jiwa dan raga Si Amang bermain senjata Tembak sini tembak sana Hidup cukuplah sederhana Agar hidup nikmat tiada tara Si Amang...

Panggil Saja Asep, Penjaja Kata. Emba, kau panggil diriku Tanpa tahu realita kelaminku Apakah sepanjang buah pisang Ataukah sebelah buah rambutan Emba, enaknya mulutmu berkata Tanpa sadari suaraku bergema Jangan anggap suara alto Jika Anda bukan  homo Suatu ketika kau panggil bunda Lebih parah dibanding emba Setidaknya kau tak panggil bendi Lebih parah jika panggil embe Aku seorang pria tulen Bukan...

Siang itu, diantara perasaan riang yang mendera anak-anak, namun tak nampak dari paras Adinda yang nampaknya tengah lelah dan lunglai. Anonim : Kakak kenapa?  Adinda : Kakak tidak apa-apa ko, dik. Adinda membelai halus rambut gadis manis tersebut, nampaknya anak ini sangat begitu peduli pada Adinda. Adinda : Bagaimana...

Aku, tak akan pernah Menikmati rotasi hari Menyaksikan mentari pergi Bagai dawai, menanti senja Aku, tak akan pernah Menemani lelap tidurmu Menanti mekar matamu Bagai dawai, menunggu pagi Aku, hanya sanggup Mengatup redup mataku Meninju bisu kantukku Bagai dawai, menanti shubuh Ini sekadar gurau lagu Menanti senja ala Payung Teduh Menunggu pagi ala Peterpan Menanti shubuh atas perintah Allah SWT Edisi...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.