Cerita Bersambung - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,tag,tag-cerita-bersambung,tag-186,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Cerita Bersambung Tag

Dalam dinginya sepertiga malam, desiran angin dingin hidupkan mata dan tubuh Kakanda yang tengah terlelap. Lantas, dia mengusap wajah dengan kedua belah tangan sembari mengucap untaian doa. Lalu dia turun dari pembaringannya, melangkahkan kaki untuk mengambil air suci yang dapat menghilangkan dahaga ibadahnya. Adinda : Engkau...

Siang itu, diantara perasaan riang yang mendera anak-anak, namun tak nampak dari paras Adinda yang nampaknya tengah lelah dan lunglai. Anonim : Kakak kenapa?  Adinda : Kakak tidak apa-apa ko, dik. Adinda membelai halus rambut gadis manis tersebut, nampaknya anak ini sangat begitu peduli pada Adinda. Adinda : Bagaimana...

Layangan itu pun terbang terbawa oleh arus angin, hinggaplah diatas genting kediaman sederhana Kakanda dan Adinda. Terdengar teriakan para anak yang menderu-deru dan langkah kaki yang menggebu-gebu. Adinda : Hati-hati, anak-anak. Jangan berebutan seperti itu ya? Namun mereka anak-anak, kuping mereka terkadang tertutupi oleh manisnya masa bermain...

Saat ini dia mulai terlihat bugar kembali, dia mulai bisa bersuara, menyuarakan suara khasnya. Kakanda : Dia sudah sembuh, Adinda.  Adinda hanya termenung, dibuai oleh indahnya suara tersebut. Akhirnya, Kakanda pun menyadarkannya dengan sentuhan manja. Kakanda : Burung ini harus kita lepaskan, Adinda. Kehidupannya bukanlah disini, dia adalah...

Angin beserta udara yang dikandungnya menghempaskan sekujur raganya ke bumi, sejenak ingatannya hilang ditelan gravitasi. Hei, dimanakah kalian kehidupan? Tidakkah menolong jiwa yang sedang dilanda kesulitan ini? Adinda : Mari kita bawa, Kakanda. Kita obati dia sampai sembuh dan pulih seperti sedia kala. Kakanda : Baiklah. Lagi-lagi mereka...

Bulan, bercahaya pucat pasi bak seonggok nasi. Kakanda : Malam ini, tahukah engkau  apa yang mengundang decak kagum mata hatiku, Adinda? Adinda menggeleng sayu, namun bibirnya tersenyum sendu. Kakanda : Tengoklah bulan sabit itu! Bulan sabit, berbentuk begitu anggun. Anggun, karena berbentuk mirip dengan senyuman Adinda. Begitu tenang, indah,...

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.