Memasjidkan Manusia dan Memanusiakan Masjid - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
1069
post-template-default,single,single-post,postid-1069,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Memasjidkan Manusia dan Memanusiakan Masjid

Memasjidkan Manusia dan Memanusiakan Masjid

Masjid menjadi sebuah simbol bagi umat muslim, namun bukan berarti hanya menjadi sebuah tanda yang hanya dilekatkan saja hanya sebagai simbol, akan tetapi masjid memiliki peran penting dalam perkembangan peran sosial umat manusia. Namun sayang, fungsi masjid sekarang semakin mengkrucut, masjid tidak memiliki fungsi yang universal layaknya masjid di zaman Rasulullah SAW dahulu kala.

Sliakan Anda survey setiap masjid yang ada di daerah Anda, coba apa yang ditemukan? Masjid berfungsi menjadi tempat ibadah sudah sangat jelas, menjadi sarana untuk mengaji juga. Lalu, adakah selain dua kegiatan tersebut yang dilakukan? Saya rasa tidak terlalu banyak masjid yang berperan dalam kegiatan diluar kebiasaaan masjid pada umumnya.

Maka jangan heran jikalau pemandangan sepi yang terlihat di kebanyakan masjid, hal ini dikarenakan masjid yang dimonotonisasi dalam hal penggunaannya. Bahkan ada beberapa kejadian yang lebih miris, ada pengakuisian alias masjid dijadikan suatu sarana pribadi yang segala macam hal yang berkaitan dengan masjid harus mendapatkan persetujuan dari satu atau beberapa pihak.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menjadikan masjid menjadi sarana sosial, mencoba memasjidkan manusia dan memanusiakan masjid dengan cara membuat kegiatan-kegiatan sosial yang banyak melibatkan masjid sebagai sarananya. Bukan hanya mengkoarkan kegiatan keagamaan saja, juga kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan, sehingga ada keseimbangan antara habluminallah dan habluminannas.

Misal, kegiatan musyawarah disetiap rukun tetangga (RT) maupun rukun warga (RW) diadakan di masjid. Apakah ada yang tidak setuju? Tentu ada, namun Itu hanya perbedaan presepsi dan sudut pandangan beberapa orang dalam ajaran agama islam. Terlepas dari salah dan benar, kita serahkan semua kepada Allah SWT yang maha tahu dan maha benar.

Beberapa masjid ada yang sering memfasilitasi kegiatan musyarawarah RT maupun RW, tentu hal ini tidak menjadi sebuah hal yang dilarang dilakukan didalam masjid, karena ada dua faktor utama yang sangat dianjurkan dalam perintah agama yakni: dalam rangka menjalin silaturahmi antar tetangga dan  dalam mengadakan musyawarah itu sendiri.

Selain itu, masjid juga bisa dijadikan sarana bagi orang miskin yang terlantar yang tidak memiliki tempat untuk bernaung. Masjid memang bukan panti sosial, akan tetapi jikalau masjid dapat berfungsi menjadi panti sosial, sungguh begitu indahnya anugerah yang dihadirkan oleh masjid. Namun tentu harus tetap ada simbiosis mutualisme diantara keduanya.

Pada saat kaum dhuafa terlantar mendapatkan naungan dari teduhnya masjid, maka baktinya dalam membangun masjid sangat diharapkan. Membangun masjid tentu bukan hanya mempugar ataupun mengembangkan bangunan masjid, hal-hal lain seperti menjaga kebersihannya dan menghiasi masjid dengan lantunan ayat suci Al-Quran.

Dampak yang terjadi dari mengaplikasikan kegiatan tersebut yakni dapat ikut berpartisipasi dalam pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran, dua hal yang menjadi masalah umum di negeri ini. Jangan dulu permasalahkan mengenai urusan gajinya, ketika masjid mulai bersifat sosial, hal-hal yang bersifat materil insya allah akan semakin mudah untuk diperoleh.

Ketika setiap orang merasakan bahwa masjid menjadi salah satu bagian dalam hidupnya, tentu pengorbanan dalam bentuk materil dan non materil sedikitnya dapat dengan mudah digelontorkan. Intinya, proses sosial manusia yang saling membutuhkan dan saling membantu satu sama lain dapat terjadi dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

Hal yang sudah jelas adalah masjid itu rumah Allah, tentu sah-sah saja apabila kita sebagai umat manusia ciptaan-Nya melakukan kegiatan di masjid. Akan tetapi, jangan lupakan norma-norma yang diatur dalam ajaran agama mengenai berkegiatan di masjid. Seyogyanya bertamu ke rumah seseorang, tentu sebagai tamu yang baik harus mentaati norma-norma dalam bertamu.

Sekian guratan kata yang dapat saya buat, kebenaran yang ada didalam tulisan ini berasal dari anugerah dari Allah SWT dan kesalahannya tidak lebih dari kekhilafan penulis. Semoga para pembaca dapat mereguk kebaikan yang banyak dari tulisan dalam blog saya ini. Amin

Sebuah pesan di akhir tulisan ini dan semoga Anda mengingatnya sampai akhir hayat. Ingatlah kalimat ini: “Makmurkanlah masjid niscaya Allah SWT akan memakmurkan hidup Anda!”. Insya Allah mujarab. 😀

Penjaja Kata

No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.