Puisi - Page 4 of 20 - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
-1
archive,paged,category,category-puisi,category-7,paged-4,category-paged-4,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Puisi

Bak pisau menyayat kulit Lucuti epidermis hingga tipis Bak cakar menembus daging Lumati tulang hingga belulang Hentakan kaki dan tangan Jumawa di atas derita Hentakan suara dan pandangan Jumawa di bawah kuasa Hatimu penuh siloka dendam Hatimu penuh dengan rasa sakit Rasa benci, bengis, dan beringas Rasa bebal, kesal, dan sesal Lidahmu biang dan sarang senjata Satu kata  ibarat...

Lelah menumpurkan jasadmu di atas  hamparan lantai berkasur di bawah sorotan lampu 15 watt di tengah sepasang anakmu yang tengah bermimpi Entah berapa liter keringat, menetes dari lubang pori-pori menyangkut dalam rimbun bulu ketiak menyembulkan harum kasturi kualitas wahid Perlahan, liur menetes dari sela bibirmu Basah membasahi bantal dan guling Setengah sadar, bersama kantuk di...

  Kemarin, putih abu bernaung di ragaku Lusa, awan kelabu bernaung di hidupku Kemarin, guru sosok tuk digugu dan ditiru Lusa, dosen sosok tuk ditanda dan ditanya Kemarin, tidur malam jadi aturan Lusa, tidur pagi jadi kebiasaan Aku, seorang  mahasiswa Maha dalam berpikir, berkata, dan bertindak Aku, seorang mahasiswa Awal bulan bertahan, akhir bulan kelaparan Aku,...

Indonesia, Tanahku dikremasi petak-petak perumahan Airku dikemasi galon-galon air mineral Indonesia, Merahku bagaikan muntahan spidol Putihku bagaikan uban yang nongol Indoneisa, Jiwaku disamak jadi makin tipis Ragaku dipermak jadi makin miris Indonesia, Empat sehat, lima sempurna, enam mie instan Sembilan bahan pokok makin mengenaskan Indonesia? Endonesa? Nusantara? Apapun namanya, merde"kalah" dari kekalahan! Dir6aha9u INDONESIA! Penjaja Kata...

Tatkala Kutatap Matamu, Penjaja Kata. Tatkala kutatap matamu Paru-paruku bernafas syahdu Tatkala kutatap matamu Jantungku berdetak sendu Tatkala kutatap matamu Nadiku berdenyut pilu Tatkala kutatap matamu Hatiku berdesir merdu Tatkala kutatap matamu Cinta mengalir dalam darahku Namun, Tatakala kutatap hatimu Kulihat berlian yang tak dapat kusentuh Terima kasih atas per"hati"annya. Bandung tjoret, 11-08-2014....

Aku tidak ingin menjadi tongsis, yang hanya menemani kebahagiaanmu, memotretkan diri ketika berada diatas. Aku ingin menjadi tongsus, yang menemani kesulitanmu, melangkahkan diri ketika berada dibawah. Tidak, aku tak ingin menjadi tongkat narsis bagimu. Aku ingin menjadi tongkat susah untukmu. Bukan untuk menemanimu ketika berfoto selfie, melainkan menemanimu ketika berfoto yaasin....

We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.