Kuliah Lapangan di PLTGU UBP Tanjung Priok - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
917
post-template-default,single,single-post,postid-917,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Kuliah Lapangan di PLTGU UBP Tanjung Priok

Kuliah Lapangan di PLTGU UBP Tanjung Priok

Indonesia memiliki begitu banyak sumber energi yang memiliki potensi menjadi sumber pembangkit tenaga listrik, salah satunya adalah pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi gas dan uap atau combined cycle power plant (PLTGU/CCPP). Pembangkit ini adalah penggabungan atau kombinasi antara pembangkit bertenaga gas dan uap, secara garis besar PLTGU bekerja mengubah energi kimia dari bahan bakar fosil (Gas alam/Minyak) menjadi energi listrik dan panas, panas ini dapat dikonversikan kembali menjadi energi listrik.

Mahasiswa tingkat akhir dari jurusan elektro sub jurusan teknik tenaga listrik ITENAS mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke salah satu PLTGU di daerah operasi Tanjung Priok, untuk melakukan kuliah lapangan yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 14 november 2013. Kuliah lapangan ini berkaitan dengan empat mata kuliah yaitu pembangkit energi elektrik, pengukuran energi elektrik, proteksi arus lebih, dan proteksi tegangan lebih.

Pembangkit ini berdiri sejak tahun 1960 dan menjadi bagian dari Indonesia Power, anak perusahaan dari perusahaan listrik Negara (PLN). Pembangkit ini bertugas untuk mensuplai setengah bagian energi listrik yang dibutuhkan kota Jakarta. PLTGU Tanjung Priok berada satu kawasan dengan pelabuhan didaerah tersebut, bahkan posisi pembangkit pun berdekatan dengan pantai. A

lasannya bukan karena ingin mendapatkan keindahan pemandangan, akan tetapi dikarenakan air laut digunakan didalam sistem pembangkitan listrik, jadi sebagai langkah taktis agar lebih efisien pembangkit pun dibangun berdekatan dengar .

Pada awal kunjungan, rombongan disambut dengan ramah oleh para pegawai disana, selain itu presentasi singkat mengenai visi dan misi serta budaya perusahaan yang diterapkan di PLTGU Tanjung Priok, sistem kerja pembangkitan listrik, dan program perusahaan diluar pembangkitan listrik dibeberkan secara mendetail.

Salah satu contoh programnya adalah program green power plant yang dicanangkan disana dan program tersebut juga mendapatkan penghargaan sebagai juara 2 se-Indonesia Power, slogan hijau, bersih, dan berkualitas menjadi slogan yang diberdayakan didalam lingkungan PLTGU Tanjung Priok, selain itu banyak lagi penghargaan lain yang didapatkan dan sangat cocok rasanya pembangkit ini dijadikan contoh bagi pembangkit-pembangkit lain yang ada di Indonesia.

Satu hal yang menarik adalah kebiasaan minum air kemasan yang mulai dikurangi, hal ini diterapkan menjadi kewajiban bagi semua karyawan, bahkan PLTGU Tanjung Priok memproduksi sendiri tempat minum yang ramah lingkungan bagi semua karyawannya, para mahasiswa dari ITENAS pun diajak untuk turut mengikuti program ini di kampus agar mengurangi produksi limbah plastik.

Limbah memang menjadi momok bagi setiap pembangkit, terutama yang menggunakan unsur air didalam proses pembangkitannya. Salah seorang dosen pembimbing dari ITENAS mendapatkan sebuah tempat minum tersebut dan juga sebuah buku sebagai cinderamata, sayangnya para mahasiswa harus gigit jari karena tidak mendapatkannya.

Didalam proses kinerja karyawan, para security atau lebih awam kita dengar dengan sebutan satpam menjadi karyawan paling dibanggakan disana, karena dedikasi tinggi dan rentang waktu kerja yang lebih lama dari karyawan menjadi alasan mereka menjadi tokoh sentral yang ada di PLTGU Tanjung Priok.

Maka, tak ayal para security disana akan telihat lebih disiplin dalam mematuhi aturan-aturan yang telah dibuat oleh perusahaan, hal itu dapat dilihat dari begitu seringnya pemeriksaan yang dilakukan baik itu pada saat masuk area pembangkit ataupun saat berada didalam area pembangkit.

Walaupun begitu, keadaan didalam PLTGU Tanjung Priok tidak berbanding lurus dengan keadaan di lingkungan sekitarnya. Jalanan sempit yang menghubungkan pembangkit dengan jalan raya, harus ditambah semrawut dengan kotornya jalan oleh lumpur dan banyaknya kendaraan-kendaraan proyek yang lalu lalang di jalan yang lebih tepat disebut gang bagi truk tersebut.

Proyek pembangunan dari beberapa perusahaan swasta lah yang menjadi sabab musabab terjadi kesemrawutan tersebut,  semoga kedepannya langkah setiap perusahaan swasta yang ada diarea tersebut dapat mencontoh program yang dilakukan oleh PLTGU Tanjung Priok. Agar harmonisasi antara alam dengan sebuah perusahaan dapat berjalan adil satu sama lain. (Sandra, Elektro 2010)

No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.