Jutaan Orang Tidak Menyadari Bahwa Aborsi Itu Legal - Blogger Bandung | Penjaja Kata
Blogger Bandung yang menyediakan berbagai kebutuhan kata
Blogger Bandung | Copywriter
16635
post-template-default,single,single-post,postid-16635,single-format-standard,bridge-core-1.0.4,ajax_fade,page_not_loaded,,side_area_uncovered_from_content,qode-theme-ver-18.0.9,qode-theme-bridge,disabled_footer_bottom,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-5.7,vc_responsive
 

Jutaan Orang Tidak Menyadari Bahwa Aborsi Itu Legal

Jutaan Orang Tidak Menyadari Bahwa Aborsi Itu Legal

Aborsi menjadi salah satu kata sensitif bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tak lain dan tak bukan hal ini disebabkan oleh informasi yang ‘dikonsumsi’ secara mentah-mentah. Mulai dari berbagai macam tayangan di televisi, juga dari berbagai macam curhatan dari sana-sini. Padahal, seyogyanya aborsi bisa dibilang hanyalah sebuah alat.

Ibarat sebuah pisau dapur, bukan cuma bisa digunakan untuk kebutuhan dapur, tentu bisa digunakan untuk membunuh jika orang yang menggunakannya tidak bijak dalam bersikap. Aborsi pun sama demikian, sayangnya karena terlalu banyak tindakan salahnya yang diketahui khalayak ramai, citra aborsi pun hingga saat ini masih negatif bahkan menjadi momok yang menghantui masyarakat.

Salah satu sanak famili saya pernah merasakan citra negatif dari aborsi, padahal sejatinya aborsi lah yang dapat menjadi ‘jalan hidup’ bagi seorang ibu hamil atau anak yang dikandungnya, dalam beberapa kondisi tertentu yang diharuskan untuk melakukan tindakan aborsi.

Saat itu beliau sedang mengandung dengan usia kandungan 4 bulan dan didiagnosa mengidap ISK (Infeksi Saluran Kemih), sayangnya karena tidak mendapatkan penanganan yang baik sang jabang bayi pun harus meninggal di dalam kandungan. Kondisi ini pun mengharuskan dokter memberikan anjuran untuk melakukan aborsi.

Dalam masa-masa yang sulit tersebut, sempat ada beberapa informasi yang tidak tersampaikan dengan baik ke keluarga besar, sehingga yang didapat adalah kabar dilakukannya aborsi. Bukannya memberikan rasa empati, namun malah asumsi negatif yang diberikan. Mulai dari tak bersyukur diberikan anak lah, anaknya dari pria lain lah, serta berbagai penilaian-penilaian lain yang malah membuat sang ibu semakin depresi.

Butuh waktu yang lama dan tenaga ekstra untuk memberikan klarifikasi terhadap salahnya informasi yang tersebar tersebut, selain demi mengembalikan kembali semangat sang ibu agar semangat hidupnya tetap baik setelah ditinggal oleh anak yang didambakan, juga agar dapat mengedukasi orang-orang mengenai tindakan aborsi yang tak selalu beralasan negatif.

Banyak lagi kasus-kasus lain yang penanganannya harus diselesaikan dengan aborsi, salah satu yang menjadi kontroversi tentu ialah kasus apabila seorang wanita diperkosa dan hamil oleh sang tersangka. Baguslah apabila sang wanita ikhlas menerima anak tersebut dan merawatnya dengan baik, tapi bagaimana kalau tidak? Belum lagi bila kondisinya wanita tersebut masih lajang, banyak lagi faktor yang akhirnya akan membuat dia depresi.

Proses edukasi mengenai aborsi ini memang lah perlu digalakan dengan masif, sama halnya dengan proses edukasi yang dilakukan mengenai alat kontrasepsi. Tentu dengan cara dan media yang terukur proses maupun pencapaiannya, bukan cuma materi yang asal ‘naik posting’ semata.

Misalnya dibuat dengan konsep film pendek yang storytelling seperti film-film pendek ala iklan di Thailand, tentu pesannya akan lebih cepat dipahami oleh masyarakat di tengah pertumbuhan digital yang semakin cepat. Berkembangnya revolusi industri tentu harus dibarengi dengan revolusi edukasi juga dong. Kini bukan saatnya hanya mendengar dan manggut dengan apa kata tetangga, tapi saatnya untuk melihat dan menjawab dengan data. 😀

Kalau dulu aborsi identik dengan oknum dukun beranak atau klinik bersalin dengan kondisi ruang praktek yang tertutup dari aktivitas warga sekitar, sekarang sudah tersedia beberapa klinik aborsi legal yang tidak perlu diragukan lagi perizinan dan keabsahannya kok.

Bahkan kalau kita mencari informasinya di internet pun tak harus menggunakan VPN, Kemenkominfo pun dijamin tidak akan memblokir aksesmu menuju saluran informasi mengenai klinik aborsi legal tersebut. Bahkan untuk mengetahui biaya aborsi pun kini kita tak harus datang malam-malam ke dukun beranak atau bidan, biayanya pun dapat dilihat dengan sangat transparan.

Melalui postingan ini, saya pun ingin turut mengajak teman-teman semua untuk berpikir lebih positif terhadap suatu hal dan menggali informasi dengan sebaik-baiknya dan dari sumber yang terpercaya. Syukur-syukur yang membaca tulisan ini sesuai dengan judulnya sejuta orang ya, jadi impact nya pun akan cukup terasa. hahaha

Penjaja Kata

No Comments

Post A Comment
We work closely with you and carry out research to understand your needs and wishes.